HUKAMANEWS – Kasus korupsi dalam pengelolaan minyak mentah PT Pertamina Patra Niaga yang melibatkan dugaan pencampuran Pertalite dengan Pertamax telah menggoyahkan kepercayaan publik.
Banyak konsumen yang sebelumnya memilih Pertamax karena kualitasnya, kini merasa dikhianati.
Tak sedikit yang akhirnya memutuskan untuk beralih ke SPBU swasta demi mendapatkan bahan bakar yang lebih terpercaya.
Rafi (25), warga Pancoran, Jakarta Selatan, mengaku kapok setelah mendengar kabar ini.
Ia merasa sudah berkorban membayar lebih mahal untuk bahan bakar berkualitas, tetapi kenyataannya justru mendapatkan BBM oplosan.
“Ke depannya kayaknya bakal beli di SPBU swasta aja. Lebih aman dan terjamin, plus secara servis orangnya ramah-ramah. Toh harganya cuma beda beberapa ratus perak aja,” ujar Rafi, Rabu (26/2/2025).
Hal serupa juga dirasakan oleh Luthfa (22), yang kini mulai mempertimbangkan opsi lain.
Baca Juga: Penggeledahan Rumah Riza Chalid, Kejagung Temukan Bukti Mengejutkan Skandal Minyak Mentah Pertamina
“Kayaknya kalau pengin nyari bensin dengan kualitas serupa Pertamax, mending sekalian ke SPBU lain deh yang udah pasti-pasti,” katanya.
Kekecewaan ini muncul karena konsumen merasa tertipu. Mereka rela membayar lebih mahal demi BBM yang lebih baik, tetapi justru mendapatkan bahan bakar yang tidak sesuai standar.
Korupsi di Balik Skandal Pengoplosan BBM
Kasus ini bermula dari dugaan korupsi yang melibatkan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan (RS), dan beberapa petinggi lainnya.
Kejaksaan Agung mengungkap bahwa Pertalite yang seharusnya memiliki kadar oktan (RON) 90 dioplos untuk dijual sebagai Pertamax dengan RON 92.
Baca Juga: Profil Muhammad Kerry Adrianto Riza, Anak Raja Minyak yang Terseret Korupsi Fantastis Rp193 Triliun!