Kasus Dugaan BBM Oplosan Bikin Konsumen Kapok, SPBU Swasta Jadi Pilihan Baru?

Namun, dalam laporan keuangan, mereka membayar harga Pertamax, meskipun bahan bakarnya tidak sesuai spesifikasi.

“Dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga, tersangka RS melakukan pembelian (pembayaran) untuk Ron 92 (Pertamax), padahal sebenarnya hanya membeli Ron 90 (Pertalite) atau lebih rendah kemudian dilakukan blending di Storage/Depo untuk menjadi Ron 92,” jelas Kejagung dalam keterangannya, Selasa (25/2/2025).

Selain RS, enam tersangka lain juga terlibat, termasuk Yoki Firnandi (YF) selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping dan beberapa pejabat penting lainnya di PT Kilang Pertamina Internasional dan perusahaan terkait.

Baca Juga: Anak Raja Minyak Kerry Riza Terseret Korupsi Rp193 Triliun, Kok Bisa?

SPBU Swasta: Alternatif Baru bagi Konsumen?

Dengan munculnya skandal ini, banyak konsumen mulai mempertimbangkan untuk beralih ke SPBU swasta.

Mereka melihat opsi ini sebagai cara untuk mendapatkan bahan bakar berkualitas tanpa harus khawatir dengan praktik kecurangan.

“Lebih baik saya beli di SPBU swasta meskipun lebih mahal sedikit, daripada harus was-was pakai bensin oplosan,” ujar seorang pengendara yang enggan disebutkan namanya.

Tren peralihan ke SPBU swasta bisa menjadi pukulan telak bagi Pertamina.

Kepercayaan yang telah terbangun selama bertahun-tahun kini dipertaruhkan akibat skandal ini.

Baca Juga: Adrianto Riza Ditangkap, Benarkah ‘Raja Kecil’ yang Dimaksud Prabowo? Ini Faktanya

Dampak Jangka Panjang: Akankah Pertamina Kehilangan Pasar?

Kasus ini bukan sekadar skandal biasa. Ini adalah tamparan keras bagi Pertamina dan sistem tata kelola BBM di Indonesia.

Jika kepercayaan masyarakat terus menurun, bukan tidak mungkin SPBU swasta akan semakin berkembang dan mengambil alih pasar yang selama ini didominasi Pertamina.

Bagi konsumen, kasus ini menjadi pengingat bahwa transparansi dan pengawasan yang ketat sangat diperlukan dalam distribusi BBM.