HUKAMANEWS – Semarang bukan sentra pertanian. Namun untuk kali ini, Semarang berhasil masuk dalam sasaran penyerapan dari hasil panen padi perdana berupa Gabah Kering Panen (GKP) di Kecamatan Mijen Kota Semarang. Bahkan realisasi penyerapan di wilayah kerja BULOG Semarang saat ini secara total sudah setara beras 4.740 ton.
Pimpinan Cabang BULOG Semarang, Rendy Ardiansyah mengatakan, Kota Semarang diakui bukan merupakan daerah surplus penghasil padi. Dengan capaian ini tentu sejalan dengan target swasembada pangan yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto.
Apalagi, dengan semangat peningkatan kesejahteraan petani, pembelian GKP dihargai sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah. GKP dibeli dengan harga Rp 6.500 per kg.
Baca Juga: Kesehatannya Belum Pulih, Umat Se Indonesia dan Asia Tenggara Terus Doakan Paus Fransiskus
"Bulog Semarang berupaya menyerap hasil panen baik di daerah sentra produksi maupun nonsentra produksi. Kecamatan lain di Kota Semarang seperti Mangkang Kulon, Ngaliyan, Tugu maupun kecamatan lainnya akan dijadwalkan juga,” kata Rendy, Senin, 24 Februari 2025.
Ia berharap, ada sinergitas informasi potensi wilayah panen serta sosialisasi dan edukasi yang intens. Penyerapan panen dengan harga sesuai HPP diharapkan dapat dirasakan petani tanpa melalui perantara.
“Adapun BULOG Semarang juga saat ini masif melakukan penyerapan hasil panen berupa GKP maupun beras di daerah sentra produsen. Misalnya di Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal maupun Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga,” ucapnya.
Sementara, salah satu petani, Nur Hasyim mengaku sangat senang atas upaya BULOG Semarang menyerap gabah petani dengan harga Rp 6.500.
"Karena harga gabah di luar Rp 5.000-Rp 5.500,” ujarnya.
Sebagai informasi, masa panen berlangsung mulai akhir Februari 2025. Sementara, puncaknya akan berlangsung pada Maret dan berakhir pada April 2025.