HUKAMANEWS - Perombakan kabinet kembali terjadi, kali ini menyasar posisi Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek).
Presiden Prabowo Subianto resmi menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro dengan Brian Yuliarto, seorang Guru Besar dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Keputusan ini mengundang spekulasi mengenai alasan di balik pergantian tersebut.
Ketua MPR RI Ahmad Muzani menegaskan bahwa keputusan reshuffle merupakan hak prerogatif presiden sebagai bagian dari evaluasi kinerja kabinetnya.
Baca Juga: HP Murah Spek Sultan! ZTE Blade V70 Max Siap Guncang Pasar Indonesia?
Pergantian menteri dalam kabinet Prabowo bukanlah hal mengejutkan.
Sejak awal pemerintahannya, Prabowo menekankan pentingnya efektivitas dalam menjalankan visi pembangunan.
Muzani menyoroti bahwa setiap keputusan presiden dalam mengubah susunan kabinet selalu bertujuan untuk memperbaiki kinerja pemerintahan.
"Selama menjalankan tugasnya, presiden memiliki kewenangan untuk melakukan evaluasi terhadap semua pembantunya, dan itu adalah hak penuh presiden," kata Muzani kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat.
Brian Yuliarto dilantik sebagai Mendikti Saintek berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26P Tahun 2025.
Pelantikan tersebut berlangsung di Istana Negara, Jakarta, dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut mendampingi.
Dalam upacara tersebut, Brian mengucapkan sumpah jabatan sebelum akhirnya menerima ucapan selamat dari Prabowo.
Keputusan mengganti Satryo dengan Brian memunculkan pertanyaan di kalangan publik.
Hingga kini, tidak ada pernyataan resmi terkait alasan spesifik di balik pergantian ini.