Banyak pihak mempertanyakan bagaimana kekayaan ini diperoleh di tengah isu ketidakadilan yang mencuat.
Di satu sisi, Satryo adalah sosok dengan segudang prestasi yang tak terbantahkan.
Namun, sisi lain dari dirinya, terutama dalam interaksi dengan pegawai kementerian, menciptakan gambaran yang kontras.
Demonstrasi ini menjadi pengingat bahwa jabatan tinggi bukan hanya tentang prestasi, tetapi juga tentang bagaimana seorang pemimpin menghargai bawahannya.
Apakah Satryo mampu menyelesaikan konflik ini dan memulihkan citranya? Hanya waktu yang akan menjawab.***