Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing universitas Indonesia di kancah global.
Di bidang akademik, ia juga aktif menerbitkan lebih dari 99 karya ilmiah.
Dedikasinya mendapatkan penghargaan Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB pada 2010 dan The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Jepang pada 2016.
Kontroversi yang Memicu Demo ASN
Namun, di balik prestasinya, kontroversi mulai mencuat. Demonstrasi yang dilakukan pegawai Kementerian Dikti menjadi puncak dari akumulasi kekecewaan mereka terhadap Satryo.
Beberapa pegawai menuding Satryo berlaku arogan dan tidak adil dalam kebijakan internal kementerian.
Spanduk bertuliskan "Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri" dan "Kami dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan babu keluarga" menghiasi area demonstrasi.
Karangan bunga satir juga menjadi sorotan, salah satunya bertuliskan "Semoga Bahagia di Atas Derita Pegawai Sendiri."
Hal ini menunjukkan tingkat ketidakpuasan yang mendalam di kalangan pegawai terhadap kepemimpinannya.
Kekayaan yang Jadi Perhatian
Melalui laporan harta kekayaan yang tercatat di LHKPN, Satryo memiliki aset sebesar Rp 46,05 miliar.
Mayoritas terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 33,6 miliar, kendaraan senilai Rp 1,4 miliar, dan kas Rp 11 miliar.
Besarnya kekayaan ini juga menjadi bahan pembicaraan di tengah kontroversi yang melibatkan dirinya.