HUKAMANEWS - Cerita datang dari pesisir Kabupaten Tangerang. Sejumlah nelayan di Desa Ketapang harus menghadapi ancaman setelah protes terhadap pembangunan pagar misterius di laut mereka.
Pagar sepanjang 30 kilometer itu bukan hanya menggerus ruang pencarian ikan, tetapi juga mengancam mata pencaharian ratusan keluarga.
Ancaman terhadap nelayan ini mengungkap sisi kelam konflik antara masyarakat kecil dan kepentingan yang lebih besar. Ironisnya, solusi dari masalah ini masih jauh dari harapan.
Baca Juga: Kebakaran Besar di Los Angeles: Rumah Selebriti Hollywood Ludes Terbakar, Siapa Saja yang Terdampak?
Nelayan Mengadu, Tapi Suara Mereka Seolah Tersapu Ombak
Lima bulan lalu, nelayan Desa Ketapang melihat kapal-kapal besar membangun pagar di laut.
Merasa ruang mencari ikan terancam, mereka memutuskan untuk bertindak. Beberapa kapal dikirim mendekati para pekerja untuk meminta pembangunan dihentikan.
Namun, permintaan tersebut tidak dihiraukan. Pekerja tetap melanjutkan pembangunan, seolah tak terganggu oleh protes nelayan.
Tak lama setelah itu, sekelompok orang tak dikenal datang ke desa, membuat suasana semakin mencekam.
Baca Juga: Review Jujur vivo X200 Pro, Smartphone Flagship yang Menggebrak Awal 2025
Ancaman di Balik Protes
"Setelah demo, kita malah dibilang provokator. Bahkan katanya, nama kita dicatat di koramil dan polsek," kata seorang nelayan yang identitasnya disembunyikan demi keamanan.
Mereka sempat mengadukan masalah ini kepada kepala desa. Sayangnya, sang kades hanya berjanji untuk mengurusnya tanpa memberikan kepastian.
Belum ada klarifikasi di kantor desa, tak ada pejabat yang bisa ditemui.