Rekayasa atau Realitas Demokrasi?
Dalam nada yang penuh dengan keheranan, Megawati menyampaikan bahwa ia masih sulit menerima kekalahan tersebut.
“Wih kok bisa kalah ya, sudah gitu di nomor tiga lagi. Gile saya bilang,” kata Megawati dengan nada emosional.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa dugaan rekayasa dalam hasil pemilu membuatnya ingin "belajar" lebih dalam.
“Ini rekayasa dari mana nih pelajarannya. Saya kepingin juga belajar kayak gituan,” tambahnya.
Baca Juga: Kebakaran Dahsyat Los Angeles: 10 Korban Jiwa, Ribuan Mengungsi
Data Pilpres 2024: Angka yang Berbicara
Hasil resmi yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Maret 2024 mencatat pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang dengan perolehan 96.214.691 suara.
Di posisi kedua, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meraih 40.971.906 suara, sementara Ganjar Pranowo-Mahfud Md hanya mendapatkan 27.040.878 suara.
Dengan total suara sah sebesar 164.227.475, hasil ini menunjukkan selisih yang cukup signifikan antara pemenang dan pasangan yang diusung PDIP.
Reaksi Publik dan Tantangan ke Depan
Pernyataan Megawati yang mempertanyakan hasil Pilpres ini memunculkan beragam spekulasi. Di satu sisi, ada yang mendukung langkahnya untuk mengusut dugaan kejanggalan.
Baca Juga: Pramono-Rano Siap Benahi Jakarta, Fokus KJP, Banjir, dan Hunian Terjangkau
Di sisi lain, tak sedikit yang menilai pernyataan tersebut sebagai refleksi kekecewaan pribadi yang tidak seharusnya diungkapkan secara terbuka.
Sebagai sosok yang dikenal tangguh, Megawati diharapkan dapat membawa PDIP tetap solid meski menghadapi tantangan berat.