HUKAMANEWS - Pemecatan Joko Widodo (Jokowi) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menjadi sorotan utama dunia politik.
Pernyataan Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus, menjadi salah satu tanggapan paling mencolok.
Deddy menilai, keputusan PDIP memecat Jokowi bukan tanpa alasan.
Ia menegaskan bahwa waktu sudah membuktikan sikap Jokowi sebagai kader yang dianggap tidak loyal.
Baca Juga: Indomie Ditarik di Australia? Begini Klarifikasi Indofood yang Ungkap Fakta Sebenarnya
Deddy menyatakan bahwa waktu telah membuktikan bahwa Jokowi bukanlah seseorang yang loyal terhadap prinsip, nilai, etika, dan moral, bahkan terhadap konstitusi.
Menurut Deddy, surat pemberhentian itu menjadi bukti ketidaksesuaian Jokowi dengan prinsip dasar partai.
Ia juga menyentil langkah Jokowi selama Pilpres, yang disebut mencerminkan politik gentong babi.
“Beliau 17 kali turun ke Jawa Tengah selama proses Pilpres, yang bisa dikategorikan sebagai pork barrel politics,” imbuhnya.
Baca Juga: Dugaan Korupsi Dana CSR BI, KPK Geledah OJK dan BI, Proses Hukum Terus Berjalan
Jokowi: "Saya Hormati Keputusan Itu"
Jokowi menanggapi pemecatan tersebut dengan sikap tenang.
Ia menyatakan bahwa dirinya menghormati keputusan PDIP dan tidak akan memberikan pembelaan.
“Ndak apa, saya menghormati itu dan tidak dalam posisi membela atau memberikan penilaian. Nanti waktu yang akan mengujinya,” ujar Jokowi di Solo, Selasa (17/12/2024).
Meski demikian, pernyataan tersebut memicu berbagai spekulasi tentang langkah politik Jokowi ke depan.