HUKAMANEWS - Usai Jakarta berhasil dimenangkan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno, menandakan era Mulyono sudah berakhir.
"Jakarta jadi taruhan besar pertama bagi rezim otoriter model baru, Jakarta jadi penting untuk memastikan seluruh pihak sudah ditaklukkan," ujar Feri Amsari, pakar hukum tata negara yang dikutip dari chanel Beranda Politik, Selasa (10/12).
Menurut Feri, dengan kemenangan Pramono Rano, juga pembelajaran untuk Prabowo bahwa Jokowi tidak bisa terus mengatur segala hal.
"Bagi saya Jakarta penentu kita semua dan untuk memastikan demokrasi masih bisa indah untuk diperjuangkan," katanya.
"Kalau tidak, saya pikir Jakarta yang sangat besar kalau bisa dilumpuhkan oleh kekuatan Jokowi, setelah bertemu dengan Prabowo. Pertemuan keduanya penting jadi antitesis apakah kita bisa melakukan sesuatu lebih baik untuk mengawal," terang Feri.
Pilkada Jakarta bukan lagi mendukung salah satu paslon.
"Bagi saya ini pertarungan penting demokrasi masih di jalur konstitusional," ujar Feri.
Usai jagoannya Ridwan Suswono kalah di Pilkada Jakarta, berhembus Jokowi pasang strategi untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
Isu bergabungnya Jokowi ke partai besutan Presiden Prabowo mulai mencuat setelah pertemuannya keduanya di Kertanegara, pada Jumat (6/12).
Meski kedua tokoh tersebut menegaskan bahwa pertemuan itu hanya kunjungan balasan dan berlangsung santai, spekulasi mengenai kemungkinan Jokowi bergabung ke Gerindra tetap mengemuka.
Ahmad Muzani, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, memberikan tanggapannya mengenai kemungkinan Jokowi bergabung ke partainya.
"Pertama pertemuan Prabowo dengan Jokowi pertemuan balasan dari Jokowi atas kunjungan Prabowo ke Solo beberapa waktu lalu," kata Muzani.