Dalam video yang diunggah akun Instagram @infokabarmagelang, terlihat Gus Miftah merangkul sang penjual dengan penuh kehangatan.
“Saya sengaja datang ke sini untuk meminta maaf,” ucap Gus Miftah dalam Bahasa Jawa.
Sang penjual es tampak terharu. Ia bahkan menyeka air matanya beberapa kali, tak menyangka bahwa Gus Miftah akan datang langsung ke rumahnya.
Kasus ini menjadi pelajaran penting, tidak hanya bagi Gus Miftah tetapi juga bagi semua tokoh publik.
Humor yang disampaikan di ruang publik perlu dipertimbangkan dampaknya agar tidak menyinggung pihak lain.
Sebagai seorang pemimpin agama dan utusan khusus presiden, Gus Miftah menunjukkan sikap yang patut diapresiasi dengan meminta maaf secara terbuka dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Candaan Gus Miftah mungkin memang tidak bermaksud buruk, tetapi responsnya terhadap kritik menunjukkan sikap rendah hati yang patut menjadi teladan.***