Bisa jadi ini adalah sindiran buat calon yang kalah dan sistem yang ada, yang dianggap gagal memberikan pilihan yang lebih baik untuk rakyat.
Sementara itu, satu komentar yang cukup menohok adalah, “Suara rakyat suara Tuhan.”
Komentar ini seolah menggambarkan kekesalan banyak orang terhadap hasil pilkada yang dianggap tidak representatif.
Ada yang berpendapat bahwa jika suara sah begitu kecil dan kotak kosong bisa menang dengan angka besar, maka ini adalah bukti bahwa masyarakat sudah muak dengan calon yang ada.
Bahkan ada yang menyarankan agar dilakukan pilkada ulang dengan ancaman untuk memboikot jika tuntutan tidak dipenuhi. Kocak tapi serius!
Namun, di balik keriuhan ini, ada juga yang melihat fenomena ini dengan sudut pandang yang lebih positif.
"Tapi yang harus kita ketahui juga ada juga kotak kosong yang menang di Pangkalpinang," kata seorang warganet.
Ini menunjukkan bahwa kemenangan kotak kosong bisa jadi sebuah bentuk penolakan terhadap calon tunggal yang dipaksakan.
Menurut mereka, ini adalah cara rakyat untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka dengan adanya pilihan yang terbatas.
"Fenomena ini menunjukkan kesadaran politik masyarakat yang semakin kritis terhadap pentingnya keberagaman pilihan dalam demokrasi yang sehat."
Tak hanya sekadar komentar, ada juga aksi nyata dari rakyat yang menyuarakan protes mereka.
Seperti yang dilakukan beberapa orang di Pangkalpinang yang merayakan kemenangan kotak kosong dengan cara yang cukup ekstrem—mencukur kepala sampai botak.