HUKAMANEWS – Olahraga pacuan kuda di Indonesia memasuki babak baru dengan dilantiknya Pengurus Pusat (PP) Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia Pacu (Pordasi Pacu) oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Marciano Norman pada 25 November 2024.
Kepengurusan yang dipimpin oleh Teddy Soediro sebagai Ketua Umum dan Eddy Wijaya sebagai Ketua Harian ini memikul tugas besar untuk merevitalisasi olahraga pacuan kuda di Indonesia.
Usai pelantikan, Teddy Soediro memaparkan rencana kerja yang akan dimulai dengan Rapat Pleno dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) untuk menyusun program 2025. Agenda terdekat adalah menyukseskan Kejuaraan Pacuan Kuda Piala Raja HB X 2024 di Yogyakarta pada 15 Desember.
"Kami akan memastikan persiapan berjalan lancar, mengingat ini adalah momen penting untuk menunjukkan keseriusan Pordasi Pacu dalam mengelola cabang olahraga ini," ujar Teddy.
Baca Juga: Terekam CCTV Detik-Detik Truk Tronton Tabrak 6 Kendaraan di Slipi, Sopir Mengaku Ngantuk
Kepengurusan baru ini lahir dari hasil Musyawarah Nasional (Munas) XIV Pordasi pada 13-15 November 2024 yang memutuskan pemisahan empat federasi nasional, yaitu Pordasi Pacu, Pordasi Equestrian, Pordasi Polo, dan Pordasi Berkuda Memanah. Dengan transformasi ini, Pordasi Pacu dapat terdaftar di International Federation of Horseracing Authorities (IFHA), sebuah langkah strategis untuk membawa olahraga ini ke panggung internasional.
Eddy Wijaya menjelaskan bahwa olahraga pacuan kuda memiliki potensi besar, tidak hanya dalam ranah olahraga prestasi tetapi juga sektor pariwisata.
“Kami berencana membangun fasilitas pacuan kuda di beberapa daerah yang tidak hanya menjadi pusat olahraga tetapi juga destinasi wisata yang menarik,” tuturnya.
Lebih jauh, Eddy menekankan pentingnya pengembangan sport industry berbasis kuda pacu yang akan menjauhkan stigma perjudian.
“Kami ingin fokus pada breeding kuda pacu, sehingga Indonesia memiliki ras kuda berkualitas untuk kompetisi, sekaligus mendukung industri pariwisata dan ekonomi kreatif,” tambahnya.
Gusrial, Wakil Ketua Umum 3 Pordasi Pacu, melihat peluang besar untuk memanfaatkan pariwisata berbasis pacuan kuda.
“Dengan lebih dari 25 kejuaraan tingkat provinsi setiap tahun, kita bisa menciptakan ekosistem yang mendukung olahraga, ekonomi, dan pariwisata lokal,” ungkapnya.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang olahraga tetapi juga mampu menggerakkan ekonomi daerah melalui sektor pariwisata. Dengan pengelolaan yang baik, pacuan kuda dapat menjadi magnet bagi wisatawan domestik dan internasional.