Truk tersebut mengalami rem blong saat melewati jalan menurun dalam kondisi hujan deras.
Akibatnya, truk tersebut menabrak 17 kendaraan lainnya dan menyebabkan satu orang meninggal serta 27 orang terluka.
Hujan deras dan kondisi jalan menurun menjadi tantangan tersendiri di jalur ini.
Banyak pengendara mengalami kesulitan mengendalikan kendaraan mereka, terutama jika kendaraan mereka tidak dalam kondisi prima.
Baca Juga: Bongkar! Ini Dia 10 Tablet Android Super Gahar 2024 Spesifikasi Tinggi untuk Semua Kebutuhan Kamu
Soerjanto menekankan bahwa kondisi ini menjadi salah satu fokus investigasi KNKT.
Sejarah Panjang Kecelakaan di Cipularang: Tidak Sekedar Kebetulan?
Jalur Cipularang, terutama KM 91 hingga 104, dikenal memiliki riwayat panjang insiden kecelakaan.
Beberapa kecelakaan besar terjadi di area ini, salah satunya adalah kecelakaan pada 16 Oktober 2021 di KM 91 yang menewaskan seorang eksekutif ternama dari PT Indomarco Prismatama, Yan Bastian.
Insiden ini menggugah perhatian lebih terhadap keselamatan di jalur ini, yang memang sering menjadi jalur lintasan kendaraan berat.
Dengan banyaknya kecelakaan, tidak heran jika jalur ini dipandang “angker” oleh masyarakat.
Tetapi, KNKT berharap untuk mendapatkan data ilmiah yang dapat menjelaskan alasan sebenarnya di balik seringnya kecelakaan, termasuk kemungkinan adanya kendala infrastruktur atau faktor lain yang tak terlihat secara langsung.
Upaya KNKT dan BPJT: Mengurangi Risiko Kecelakaan
KNKT menargetkan hasil evaluasi ini dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret, baik terkait kondisi fisik jalan, tanda peringatan, maupun fasilitas keselamatan tambahan seperti jalur penyelamat bagi kendaraan yang mengalami rem blong.