Kenyataannya? GA hanya dibawa ke hotel sekitar satu kilometer dari lokasi pendidikan. Betapa piawainya AFR dalam mengelabui korbannya!
Tidak hanya menipu lewat kata-kata, AFR juga melancarkan tipu muslihatnya melalui skenario yang seolah-olah resmi.
Salah satunya adalah acara pernikahan yang diklaim sebagai acara yang dihadiri oleh Kapolri.
Bahkan, GA sempat diminta berfoto di depan karangan bunga untuk meyakinkan keluarganya bahwa ia benar-benar menghadiri undangan tersebut.
Ternyata, itu hanyalah pesta pernikahan seorang kenalan Kapolri, bukan acara resmi Kapolri.
Setelah satu bulan lamanya "terdampar" di Jakarta dan Semarang tanpa ada kejelasan, GA mulai curiga dan memutuskan untuk melarikan diri.
Ia menghubungi keluarganya di Makassar untuk dijemput dan dipulangkan. AFR yang mengetahui niat GA untuk kabur, sempat mencoba mengejarnya.
Namun, akhirnya GA berhasil kabur dan kembali ke rumahnya di Makassar. Di sana, ia menceritakan semua kepada keluarganya bahwa ia telah menjadi korban penipuan besar-besaran.
Lebih mencengangkan lagi, sebelum GA memutuskan untuk kabur, AFR masih sempat meminta tambahan uang Rp2 miliar dengan alasan "kuota khusus semakin bersaing."
Keluarga yang sudah merasa "kepalang basah" akhirnya mengirim Rp1 miliar lagi, dengan harapan GA bisa lulus.
Tapi, semua harapan itu pupus ketika GA akhirnya pulang dengan tangan hampa, memastikan dirinya tidak lulus Akpol dan telah ditipu.
Tidak butuh waktu lama bagi pihak kepolisian untuk menindaklanjuti laporan ini.