Mafia tanah yang selama ini menjadi musuh besar bagi keadilan agraria di Indonesia, memang masih menjadi isu yang sangat panas. Misi AHY jelas: Indonesia harus bebas dari mafia tanah!
Menariknya, meskipun masa jabatannya akan segera berakhir, AHY menegaskan bahwa dirinya tidak akan meninggalkan perjuangan reformasi agraria ini begitu saja.
"Saya enggak akan ke mana-mana, saya akan di sini, saya akan bersama seluruh masyarakat dan tentunya keluarga besar Kementerian ATR/BPN," ucap AHY penuh keyakinan.
Baca Juga: Raffi Ahmad Ikut Dipanggil Prabowo dan Dapat Amanah Tugas di Bidang Ekonomi Kreatif dan Pekerja Seni
Pernyataan ini tentu membuat banyak pihak lega, terutama mereka yang telah bekerja keras bersamanya. Meskipun AHY akan segera melepas jabatannya, ia masih siap membantu dan mendukung perjuangan panjang reformasi agraria di luar pemerintahan.
Dalam pidato perpisahannya, AHY tidak hanya membicarakan masa lalu. Ia juga berbicara tentang harapannya untuk Indonesia di masa depan.
"Pada akhirnya kita ingin Indonesia, 5, 10 tahun, dan selamanya menjadi negara yang benar-benar nyaman untuk seluruh warganya karena semuanya miliki hak dan kepastian di negeri kita," katanya.
Visi AHY ini jelas menunjukkan betapa seriusnya ia memperjuangkan hak-hak agraria rakyat Indonesia.
Sebuah negara yang nyaman, di mana setiap warga memiliki kepastian hukum atas tanah mereka, adalah cita-cita besar yang ingin diwujudkannya.
AHY, meskipun tidak lagi di pemerintahan, tetap menjadi sosok penting dalam memperjuangkan keadilan bagi seluruh rakyat.
Selain itu, permintaan maaf ini juga menjadi simbol bahwa AHY ingin meninggalkan warisan yang baik.
Ia tahu bahwa pekerjaannya belum selesai, dan ia ingin memastikan bahwa reformasi agraria terus berjalan meskipun dirinya tak lagi menjabat.
Inilah AHY, pemimpin yang tak hanya meninggalkan jejak di kementeriannya, tapi juga di hati rakyatnya.***