HUKAMANEWS - Calon Gubernur Maluku Utara nomor urut 4, Benny Laos, menjadi sorotan setelah tewas dalam ledakan tragis speedboat di Pelabuhan regional Bobong, Desa Bobong, Kecamatan Taliabu Barat, Sabtu (12/10).
Insiden ini bukan hanya menggemparkan dunia politik, tetapi juga meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Maluku Utara yang mengenal sosoknya sebagai seorang pengusaha sukses sekaligus politisi yang aktif memperjuangkan kepentingan rakyat.
Lahir di Kota Ternate pada 8 Agustus 1972, Benny Laos tidak hanya dikenal karena karier politiknya yang gemilang, tetapi juga karena latar belakangnya yang unik dan perjuangannya yang menginspirasi banyak orang.
Baca Juga: Jenazah Benny Laos, Cagub Malut, Diterbangkan ke Jakarta Hari Ini, Sebuah Perjalanan yang Penuh Haru
Di balik citranya yang berkelas sebagai politisi dan pengusaha, ada cerita perjuangan yang tidak kalah heroik.
Benny pernah berkata bahwa ia hanyalah lulusan SMP dan terpaksa melanjutkan pendidikan melalui paket C karena kondisi ekonomi keluarganya saat remaja.
Meski harus menghadapi tantangan tersebut, ia mampu bangkit dan membuktikan bahwa pendidikan formal bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan seseorang.
Pada tahun 2017, Benny Laos mencatatkan namanya di peta politik Pulau Morotai dengan menjabat sebagai Bupati bersama Asrun Padoma.
Mereka didukung oleh partai-partai besar seperti PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, PKB, dan NasDem.
Di Pilkada tersebut, Benny-Asrun berhasil meraih 49,74% suara. Sebelum itu, Benny juga pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Maluku Utara pada Pilkada 2013-2018 bersama Syamsir Andili.
Selain dikenal sebagai tokoh politik, Benny Laos adalah seorang pengusaha besar. Namanya tercatat sebagai Direktur Utama PT Bela Cipta Sarana dan pemilik Hotel Grand Dafam Bela Ternate, hotel bintang 4 yang sudah berdiri sejak 2007 di kota kelahirannya, Ternate.
Kekayaan Benny yang dilaporkan ke KPK melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 2021 mencapai lebih dari Rp500 miliar.
Dengan jumlah tersebut, Benny Laos sempat menyandang gelar sebagai kepala daerah terkaya di Indonesia. Namun, harta tersebut tak lantas membuatnya lupa daratan.