Satu hal yang tak kalah menarik adalah daftar tamu undangan yang hadir dalam upacara ini.
Selain para pejabat militer, beberapa nama politisi papan atas juga turut hadir.
Sebut saja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Agraria Agus Harimurthi Yudhoyono.
Kehadiran dua figur ini memicu spekulasi politik, terutama mengingat keduanya kerap disebut-sebut sebagai calon kuat dalam pemilihan presiden mendatang.
Adakah makna khusus di balik kehadiran mereka? Apakah ini bentuk dukungan terhadap Jokowi, atau justru upaya untuk membangun aliansi politik yang baru di tengah transisi kekuasaan?
Sulit untuk tidak membaca pergerakan politik di balik acara-acara semacam ini, terutama ketika para pemain utama berkumpul dalam satu forum yang sarat dengan simbolisme dan kekuasaan.
Dengan penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana ini, Jokowi seakan ingin meninggalkan pesan bahwa dirinya telah memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan TNI, khususnya di sektor angkatan laut.
Namun, apakah ini cukup untuk membentuk narasi bahwa dirinya adalah pemimpin yang kuat di sektor pertahanan?
Baca Juga: Xiaomi 14T, Smartphone dengan Fitur Circle to Search dan Gemini Nano Siap Guncang Pasar Indonesia!
Tentu saja, masyarakat masih akan mengingat warisan Jokowi dalam bidang lain seperti pembangunan infrastruktur dan penanganan pandemi.
Tapi di sektor pertahanan, penghargaan ini mungkin akan dikenang sebagai salah satu simbol komitmen Jokowi dalam memperkuat kedaulatan negara, meskipun beberapa pihak skeptis mengenai seberapa nyata dampaknya terhadap keamanan maritim Indonesia di masa depan.
Di akhir hari, penyematan Brevet Hiu Kencana ini bukan sekadar seremoni militer biasa. Ini adalah bagian dari babak akhir perjalanan seorang presiden yang akan segera melepas jabatannya.
Apakah ini akan menjadi salah satu poin positif dalam buku sejarah Jokowi, atau hanya sekadar "pemanis" dalam masa transisi politik yang penuh dengan kalkulasi? Kita tunggu saja.***