Ini tentu bikin pedagang semakin sulit untuk meraih untung besar, apalagi kalau margin keuntungan mereka sudah tipis.
Kai Wang, analis senior dari Morningstar, mengatakan bahwa pedagang mungkin tidak akan suka dengan kenaikan ini, tapi mereka juga tidak punya banyak pilihan.
Kalau mau tetap bertahan dan meningkatkan keuntungan operasional, mereka terpaksa menerima kenaikan biaya ini.
Yang menarik, kenaikan komisi ini ternyata bukan cuma terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Review Lengkap itel A80: Smartphone Murah yang Banyak Plus-plusnya, Andalan itel di 2024?
Di Malaysia, Shopee juga menaikkan biaya komisinya pada bulan Juli lalu.
Langkah ini langsung diikuti oleh Lazada dan TikTok Shop, dua pesaing utama Shopee.
Ada kesan kalau platform-platform ini saling mengikuti langkah satu sama lain, seolah-olah sudah ada kesepakatan tidak tertulis.
Laporan HSBC mengungkapkan bahwa ada "disiplin industri" yang cukup kuat di kalangan para pemain e-commerce.
Baca Juga: Polisi Berhasil Identifikasi Semua Jenazah Mengambang di Kali Bekasi, Fakta Mengejutkan Terungkap!
Mereka sama-sama mengejar profitabilitas dan tampaknya tak terlalu peduli dengan keluhan para pedagang.
Kalau platform-platform ini tenang-tenang saja menaikkan komisi, bagaimana dengan para pedagang?
Ya, ternyata banyak yang mulai hengkang.
Di Malaysia, ada pedagang yang sudah menjual produk kacang panggang di Shopee dan Lazada selama dua tahun, dan juga berjualan di TikTok Shop selama setahun.
Baca Juga: Polisi Berhasil Identifikasi Semua Jenazah Mengambang di Kali Bekasi, Fakta Mengejutkan Terungkap!