HUKAMANEWS - Pada Senin, suasana Istana Negara Jakarta dipenuhi momen-momen yang penuh makna politik, terutama ketika Bahlil Lahadalia dilantik kembali sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Setelah sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pelantikan ini menjadi kali ketiga Bahlil dilantik sebagai menteri dalam kabinet Presiden Joko Widodo.
Namun, yang menarik perhatian bukan hanya pelantikannya, melainkan juga sindiran-sindiran yang dilontarkan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, yang mengisyaratkan bahwa Bahlil bisa menjadi Ketua Umum Partai Golkar berikutnya.
Baca Juga: TOP 20 Jenis Ikan Koi Populer yang Bisa Dipelihara, Lengkap dengan Panduan Merawatnya
Sindiran Airlangga: "Selamat, Tiga Kali Dilantik!"
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar saat ini, memberikan ucapan selamat kepada Bahlil dengan nada bercanda yang penuh sindiran.
Saat para menteri satu per satu mengucapkan selamat kepada Bahlil, Airlangga menyampaikan, "Selamat ya, tiga kali dilantik. Pelantikannya tiga kali," seraya menjabat tangan Bahlil dan mencium pipi kanan-kiri Bahlil.
Momen ini seolah menunjukkan kedekatan antara Airlangga dan Bahlil, namun di balik itu, tersirat pesan bahwa Bahlil adalah sosok yang pantas mendapatkan posisi strategis, bahkan mungkin sebagai Ketua Umum Golkar di masa mendatang.
Sebelum berjabat tangan, Bahlil sempat memberi salam hormat terlebih dahulu kepada Airlangga, yang menunjukkan sikap saling menghormati di antara kedua tokoh tersebut.
Agus Gumiwang: "Plt Ketua Umum, Ketua Umum Selanjutnya"
Tidak hanya Airlangga, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga turut menyindir Bahlil dengan cara yang tak kalah menarik.
Setelah memberikan salam hormat kepada Bahlil, Agus Gumiwang dengan nada bercanda mengatakan, "Plt Ketua Umum, Ketua Umum selanjutnya," seraya menunjuk dirinya sendiri kemudian menunjuk Bahlil.
Pernyataan ini tentu mengundang perhatian, mengingat posisi Ketua Umum Partai Golkar merupakan salah satu jabatan strategis dalam dunia politik Indonesia.