Menurut Aswin, HOK belajar cara merakit bom melalui internet dan media sosial.
"Yang bersangkutan mempelajari cara untuk membuat atau merakit bom ini melalui internet ada website tertentu yang diakses, dan juga melalui media sosial,” jelas Aswin.
Selain itu, ditemukan juga beberapa gotri yang digunakan sebagai bahan peledak untuk menambah daya rusak bom yang dibuat oleh HOK.
Baca Juga: Marisa Putri Tabrak IRT Hingga Tewas Terancam Hukuman Penjara 12 Tahun! Yuk, Simak Selengkapnya!
“Dalam penggeledahan juga ditemukan toples berisi gotri yang biasa digunakan sebagai enhancement atau menambah daya rusak bom yang dibuat tersebut,” tambahnya.
Tindakan Pencegahan dan Peran Keluarga
Kasus HOK ini menyoroti pentingnya peran keluarga dalam mencegah tindakan terorisme.
Kesadaran dan keprihatinan keluarga terhadap aktivitas mencurigakan anak mereka berhasil mengarah pada penangkapan sebelum terjadi hal yang lebih parah.
Densus 88 terus mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap tanda-tanda radikalisasi di sekitar mereka.
Pihak berwenang juga menekankan pentingnya pendidikan dan kesadaran digital untuk mencegah pemanfaatan internet dan media sosial oleh kelompok teroris untuk merekrut dan mengajarkan pembuatan bom kepada individu yang rentan.
Penangkapan HOK di Batu, Malang, oleh Densus 88 merupakan bukti keberhasilan kerja sama antara pihak berwenang dan masyarakat dalam mencegah aksi terorisme.
Melalui pengawasan ketat dan kesadaran keluarga, potensi bahaya yang lebih besar berhasil dicegah.
Kasus ini juga menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran akan bahaya yang bisa ditimbulkan oleh informasi yang salah di internet dan media sosial.