"Saya memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan yang saya buat terhadap korban dan keluarga korban yang ditinggalkan," ujar Marisa dengan suara bergetar.
Marisa menjelaskan bahwa ia sama sekali tidak sadar telah menabrak seseorang akibat pengaruh alkohol dan ekstasi.
"Saya sama sekali dalam keadaan tidak sadar, dan tidak sengaja menabrak korban, dan sangat menyesali sekali atas kelalaian saya," tambahnya.
Ia juga mengungkapkan, "Nggak sadar, dalam pengaruh alkohol," sambil menundukkan kepala.
Hasil tes laboratorium menunjukkan bahwa Marisa positif menggunakan amphetamine, sebuah jenis obat psikotropika golongan II yang dapat menimbulkan ketergantungan.
Hasil ini menjadi salah satu faktor utama dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.
Pihak kepolisian saat ini masih mengumpulkan bukti-bukti tambahan untuk menentukan tindakan hukum yang tepat bagi Marisa.
Kasat Lantas Polresta Pekanbaru, Kompol Alvin Agung Wibawa, menjelaskan bahwa pihaknya sangat serius menangani kasus ini.
"Kami sedang melakukan penyelidikan mendalam untuk memastikan semua aspek dari kecelakaan ini dan untuk menegakkan hukum secara adil," ujarnya.
Kasus ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang mengecam tindakan Marisa dan menuntut agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
Di media sosial, komentar-komentar masyarakat sangat beragam, mulai dari simpati kepada keluarga korban hingga kritik keras terhadap perilaku Marisa.
Di sisi lain, keluarga korban Renti sangat terpukul dan berduka mendalam atas kehilangan anggota keluarga mereka.