nasional

Misteri Penembakan Donald Trump di Butler, FBI Dibuat Bingung Cari Motif di Balik Aksi Nekat Thomas Crooks!

Minggu, 21 Juli 2024 | 14:09 WIB
Penyelidikan FBI terhadap penembakan Donald Trump di Butler, Pennsylvania, masih belum menemukan motif jelas di balik aksi Thomas Crooks. (NY Post / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Pada tanggal 13 Juli 2024, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, nyaris tewas dalam sebuah insiden penembakan yang terjadi di acara kampanye di Butler, Pennsylvania.

Penyelidikan yang dilakukan oleh Agen Biro Investigasi Federal (FBI) telah berlangsung selama sepekan, namun motif di balik penembakan ini masih menjadi teka-teki besar.

Saat memberikan pidato di depan pendukungnya, Trump terkena peluru di telinga kanannya.

Baca Juga: Tim Prabowo-Gibran: Isu Makan Bergizi Gratis Rp7.500 Untuk Siswa Cuma Hoax, Fokus Gizi Sesuai Standar Ahli!

Tersangka penembakan, Thomas Matthew Crooks, seorang pemuda berusia 20 tahun, ditembak mati oleh petugas keamanan di lokasi kejadian.

Crooks, yang dikenal sebagai sosok yang cerdas namun hidup menyendiri, ternyata memiliki ketertarikan pada senjata, tetapi tidak pernah mengungkapkan pandangan politiknya.

Lebih dari 200 wawancara saksi telah dilakukan oleh penyelidik, serta peninjauan riwayat penelusuran telepon dan internet Crooks.

Baca Juga: Rekam Jejak Pieter C Zulkifli, Mantan Ketua Komisi III DPR Menuju Kursi Pimpinan KPK 2024

Namun, informasi yang diperoleh justru menambah kebingungan penyelidik mengenai motif sebenarnya dari penembakan ini.

Ponsel Crooks berisi foto-foto tokoh terkemuka dari partai Demokrat dan Republik, termasuk Presiden Joe Biden, yang menunjukkan bahwa ia juga mencari informasi tentang lokasi rapat umum Trump dan Konvensi Nasional Partai Demokrat yang akan datang.

Pihak FBI berspekulasi bahwa Crooks mungkin melihat acara kampanye Trump sebagai peluang termudah untuk melakukan aksinya.

Baca Juga: Sri Mulyani Tanggapi Pemangkasan Anggaran Makan Siang Bergizi Gratis Jadi Rp 7.500: Lebih Baik Jangan Membahas Dulu

"Meskipun dia gagal mencapai tujuan utamanya, aksinya cukup berhasil karena dia melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan siapa pun selama beberapa dekade," kata seorang pejabat federal.

Penembakan terhadap calon presiden seperti ini sangat jarang terjadi, sehingga menambah keunikan kasus ini.

Penembakan massal telah menjadi fenomena yang semakin umum di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman:

Tags

Terkini