Dalam video yang diunggah oleh Humas Polres Purwakarta, ayah korban menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi karena ketakutan anaknya akan pemeriksaan polisi di depannya, yang membuatnya menambah kecepatan dan tidak sengaja menyenggol tangan petugas.
“Kronologi kejadian yang sebenarnya yaitu pada saat anak saya berkendara melintasi Pertigaan Parcom dengan kondisi pelat depan kendaraan tidak terpasang an menggunakan knalpot bising, sehingga anak saya merasa ketakutan karena di depan ada petugas,” ujar ayah korban.
Lebih lanjut ayah korban mengatakan bahwa anaknya menambahkan kecepatan dan tidak sengaja menyenggol tangan petugas.
“(korban) menambah kecepatan dan tidak sengaja menyenggol tangan petugas, kemudian terjatuh. Adapun pemberitaan yang menyebabkan bukanlah terlindas, melainkan terserempet,” sambungnya.
Satu hal yang perlu diapresiasi adalah penanganan yang cepat dan profesional dari pihak kepolisian.
Setelah kejadian, Sat Lantas Polres Purwakarta segera mengambil tindakan.
Baca Juga: 10 Merk AC Terbaik 2024, Dingin dan Ekonomis, Pilih AC Low Watt Favorit!
Mereka tidak hanya memberikan pertolongan kepada korban, namun juga mengurus perdamaian dengan mekanisme restoratif justice.
Hal ini menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan kasus dengan adil dan berkeadilan.
Viralitas sebuah video kadang-kadang bisa menyesatkan, terutama jika tidak disertai dengan penjelasan yang komprehensif.
Kasus pemotor yang jatuh dan dikabarkan terlindas truk setelah kaget disetop polisi di Purwakarta adalah salah satu contohnya.
Namun, dengan penjelasan dari pihak berwenang, kita bisa melihat bahwa ada lebih dari sekadar satu sisi cerita.
Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang tersebar di media sosial. ***