Kebijakan satu hari tanpa ganjil genap ini, walaupun hanya sementara, memberikan gambaran bagaimana sebuah kota megapolitan seperti Jakarta menyesuaikan diri dengan kebutuhan warganya yang beragam, terutama dalam menyambut dan memperingati hari yang memiliki nilai penting secara sosial dan budaya.
Ini menunjukkan fleksibilitas dalam pengelolaan kebijakan lalu lintas yang biasanya ketat, menyesuaikan dengan dinamika sosial yang terjadi.***