HUKAMANEWS - Dalam dinamika politik Indonesia terkini, pertanyaan besar yang menggantung adalah tentang langkah politik yang akan diambil oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) setelah kekalahan dalam Pilpres 2024.
Ada kabar yang mengemuka bahwa PDIP tengah mempertimbangkan penarikan menteri-menterinya dari Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Analisis dari berbagai pengamat politik menunjukkan bahwa langkah ini tidak hanya akan berdampak pada struktur kekuasaan di pemerintahan, tapi juga pada posisi strategis PDIP dalam kancah politik nasional.
Baca Juga: World Water Forum ke-10, Membuka Peluang Besar untuk UMKM dan Pariwisata Indonesia
Menurut Ujang Komarudin, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, PDIP berada di posisi dilematis.
Kehilangan dalam Pilpres 2024 sudah cukup menjadi pukulan berat, namun keputusan untuk menarik menteri bisa menjadi kerugian ganda bagi partai yang diketuai oleh Megawati Soekarnoputri ini.
Pasalnya, keluar dari kabinet berarti kehilangan akses terhadap sumber daya finansial dan pengaruh politik yang vital untuk keberlangsungan partai di masa yang akan datang.
Baca Juga: Waspada! Akun Palsu Bank Mandiri di TikTok Menyebar Hoaks Pinjaman Online
Dengan waktu pemerintahan Jokowi yang akan berakhir dalam enam bulan lagi, opsi untuk tetap bertahan dalam kabinet tampaknya lebih menguntungkan bagi PDIP.
Kelangsungan kerja sama ini dianggap bisa memberikan 'soft landing' bagi pemerintahan Jokowi dan juga bagi PDIP yang perlu mempersiapkan strategi masa depan pasca-kekalahan Pilpres.
Lima menteri dari PDIP saat ini menduduki posisi strategis di kabinet, dari Menteri Hukum dan HAM hingga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Kehadiran mereka dalam kabinet tidak hanya simbolis, tapi juga instrumental dalam menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah yang sejalan dengan ideologi dan misi partai.
Dari perspektif pemerintahan Jokowi, menjaga stabilitas politik dan kelancaran transisi kepresidenan merupakan prioritas yang tidak bisa diabaikan.
Oleh karena itu, menurut Lili Romli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jokowi tidak akan memecat menteri dari PDIP selama partai tersebut tidak mengambil langkah radikal untuk menarik menteri-menterinya.