HUKAMANEWS - Periode Lebaran selalu menjadi waktu yang spesial di Indonesia, tidak hanya karena dimensi religius dan budaya, tetapi juga dari sisi transportasi.
Ya, ini adalah saatnya stasiun kereta menjadi saksi bisu pertemuan dan perpisahan, dan tahun ini, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatatkan prestasi yang menakjubkan.
Dengan angka fantastis, 9.037.083 penumpang telah menggunakan layanan KRL Commuterline Jabodetabek selama masa angkutan Lebaran dari tanggal 31 Maret hingga 10 April 2024.
Baca Juga: Tips Menghindari Kepadatan di Pelabuhan Bakauheni Saat Arus Balik Lebaran 2024
Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan efektivitas transportasi publik tetapi juga kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap sistem transportasi ini.
Fenomena Mudik Lebaran dan Peranan Strategis PT KCI
Mudik Lebaran, sebuah tradisi pulang ke kampung halaman yang dijalani jutaan orang setiap tahun, kali ini terasa lebih lancar berkat kerja keras tim PT KCI.
Menurut Anne Purba, Corporate Secretary KAI Commuter, ada lonjakan signifikan dalam penggunaan Commuter Line, terutama pada hari kedua Lebaran dimana angka penumpang naik 32% dibanding hari H Lebaran.
Baca Juga: Cegah Macet di Arus Balik Lebaran 2024, Menhub Imbau Pemudik Pulang Lebih Awal di Hari....
Stasiun-stasiun utama seperti Manggarai, Tanah Abang, dan Jakarta Kota menjadi sangat ramai, melayani ratusan ribu pengguna yang ingin berkunjung ke lokasi-lokasi wisata atau bertemu dengan keluarga.
Integrasi dan Inovasi dalam Layanan
Salah satu kunci sukses penanganan arus mudik dan balik tahun ini adalah integrasi dan inovasi yang diterapkan oleh PT KCI.
Di Stasiun Bogor, misalnya, terdapat pengaturan akses masuk yang baru di gate timur yang hanya dijadikan sebagai pintu masuk, sedangkan pintu keluar disediakan di sisi barat stasiun.
Baca Juga: KNKT Ungkap Fakta Kecelakaan Tragis Gran Max, Waktu Kerja Sopir Hingga Kelebihan Muatan
Ini adalah bagian dari strategi PT KCI untuk mengatur aliran penumpang dan memastikan bahwa tidak ada penumpukan yang berlebihan di satu area, sehingga meminimalisir potensi kekacauan yang mungkin terjadi.