HUKAMANEWS - Kecelakaan maut yang menimpa Gran Max di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek telah mengejutkan banyak pihak.
Dalam hasil investigasi terbaru, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membawa fakta-fakta penting yang mengungkapkan penyebab tragis dari insiden tersebut.
Salah satu poin utama yang diungkap adalah tentang waktu kerja sopir Gran Max yang melebihi batas.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menjelaskan bahwa pengemudi Gran Max telah bekerja dalam kondisi kelelahan, yang berujung pada kehilangan konsentrasi dan kecelakaan yang menyebabkan kehilangan nyawa.
Soerjanto Tjahjono menyoroti bahwa sopir Gran Max melakukan perjalanan bolak-balik antara Ciamis dan Jakarta selama empat hari berturut-turut.
Kondisi ini secara signifikan melebihi batas waktu kerja yang diperbolehkan, membuat sopir tersebut kekurangan istirahat yang memadai.
Baca Juga: Waspada Pecah Ban Saat Melintas Jalan Tol, Lakukan Tips Ini Sebelum dan Saat Berkendara
Dampak dari kurangnya istirahat ini, menurut Soerjanto, adalah penurunan kemampuan sopir dalam memusatkan perhatian saat mengemudi, yang bisa mengakibatkan "micro sleep" atau tidur singkat yang tiba-tiba saat mengemudi.
Selain waktu kerja yang berlebihan, KNKT juga menemukan bahwa GranMax tersebut kelebihan muatan.
Hal ini, menurut Soerjanto, secara langsung mempengaruhi stabilitas kendaraan.
Baca Juga: Menjelajahi Tipe-Tipe Rest Area di Jalan Tol dan Tips Memilih Rest Area yang Tepat
Dengan 12 penumpang di dalamnya, padahal kapasitas seharusnya hanya 9 penumpang, ditambah dengan barang bawaan, mobil tersebut menjadi tidak stabil.
Yang lebih memprihatinkan, penumpang dalam GranMax tidak menggunakan sabuk keselamatan, yang dapat mengurangi risiko cedera dalam kecelakaan.
Dalam konteks ini, KNKT memberikan imbauan kepada semua pengemudi untuk memastikan mereka memiliki istirahat yang cukup sebelum melakukan perjalanan jauh.