HUKAMANEWS - Pemilihan umum atau Pemilu 2024 menjadi sorotan utama, terutama jika Prabowo-Gibran berhasil meraih kemenangan satu putaran.
Hal ini akan membuka pintu negosiasi antar-partai, mengubah lanskap politik, dan tentu saja, memunculkan pertanyaan besar mengenai dinamika parpol koalisi 01 dan 03 pasca-pilpres.
Pertama-tama, PDIP yang sebelumnya menjadi pengusung Jokowi akan berada dalam posisi menarik.
Baca Juga: Jadwal Pelantikan Presiden 2024-2029: Tanggal, Tahapan, dan Aturan
Jika Prabowo-Gibran memenangkan pertarungan, PDIP kemungkinan besar akan bergabung dengan pemenang.
Namun, tak sebatas itu, proses ini akan melibatkan tawar menawar kursi kabinet.
Meski mendukung pemenang, PDIP tetap ingin memastikan keberadaannya dalam mengawal kebijakan di DPR.
Sementara itu, dari kubu 01, PKB diprediksi akan langsung merapat ke pemenang, meninggalkan Anies.
Cak Imin, pemimpin PKB, mungkin akan mendukung program makan siang gratis yang sebelumnya ditolak dengan alasan bahasa kampanye.
Hal ini menunjukkan fleksibilitas politik yang dapat berubah seiring perubahan kekuasaan.
Nasdem, bagaimanapun, bisa menjadi wildcard dalam skenario ini.
Mereka dapat memutuskan untuk merapat atau tidak, tergantung pada kesepakatan dan deal politik yang terbentuk.
Faktor bisnis Surya Paloh juga dapat memengaruhi keputusan Nasdem, karena keberlanjutan bisnis tersebut mungkin menjadi salah satu pertimbangan utama.