HUKAMANEWS - Keberadaan alat peraga kampanye dan kecerobohan dalam pemasangannya , telah mencederai Pemilu 2024 yang semestinya disebut pesta demokrasi di Indonesia.
Ya, sampai - sampai Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dr Jasra Putra menyebut pesta demokrasi Pemilu 2024 ini telah menimbulkan trauma berkepanjangan bagi masyarakat, terutama adalah anak - anak di masa depan.
Pernyataan ini dilontarkan KPAI atas munculnya peristiwa kecelakaan warga akibat tertimpa baliho milik caleg di wilayah Kebumen, Jawa Tengah.
"Jangan dianggap sepele kasus ini. Sebagai pihak penyelenggara , baik KPU dan caleg harus memikirkan dan memperhatikan faktor keselamatan.Terlebih kan saat ini, cuaca sudah diprediksi dalam kondisi ekstrim hujan disertai angin.Jangan sampai Pemilu 2024 ini menjadi malapetaka," ujar Jasra Fitra.
KPAI menganalisa dengan kejadian tersebut jelas akan menimbulkan trauma bagi masyarakat terutama bagi keluarga korban. Trauma ini akan terjadi berkepanjangan, bisa jadi ketika dewasa, mereka sudah merasa skeptis dengan penyelenggaraan Pemilu .
"Benar bahwa Pemilu sebagai layaknya pesta demokrasi, benar - benar harus ramah untuk anak," tegas Jasra sekali lagi.
Dilaporkan sebelumnya seorang pelajar SMK meninggal dunia diduga akibat tertimpa baliho caleg DPR RI di Alang-alang Amba, Desa Sidomukti, Kecamatan Karanganyar, Kebumen, pada tanggal 11 Januari 2024 lalu.
Korban berinisial SA (18) ini meninggal dunia di lokasi kejadian usai kepalanya mengalami benturan akibat baliho caleg yang jatuh. Sementara, temannya yang berboncengan, SI (19) mengalami luka - luka.
BMKG mengeluarkan laporan, ujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Indonesia pada 14-17 Januari di sebagian besar wilayah Sumatera, Pulau Jawa Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Baca Juga: Marilah Perbanyak Amal Kebaikan di Bulan Rajab, Bulan Suci Bagi Umat Muslim di Seluruh Dunia
Hal ini ditandai , biasanya, situasi ini dicirikan dengan kondisi panas terik antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB yang selanjutnya ditandai dengan munculnya awan cumulonimbus (CB) yang berwarna gelap, tebal, dan berbentuk seperti kembang kol.