Contohnya, Prabowo menyoroti parameter jam terbang (flying hour) untuk pesawat sebagai salah satu pertimbangan.
Prabowo juga menegaskan bahwa data pertahanan tidak dapat dibuka begitu saja, mengingat sensitivitasnya terkait strategi keamanan nasional.
Pernyataan ini sejalan dengan posisi Jokowi yang menekankan bahwa sebagian besar informasi terkait pertahanan harus tetap dirahasiakan.
Kontroversi ini menggambarkan perbedaan pandangan antara calon presiden terkait kebijakan pertahanan dan pengelolaan alutsista di Indonesia.
Sementara Ganjar dan Anies menyoroti risiko penggunaan alutsista bekas, Prabowo mempertahankan keputusan pembelian dengan memfokuskan pada faktor-faktor teknis dan fungsional.
Dalam atmosfer kampanye yang semakin memanas, isu pertahanan dan keamanan menjadi salah satu fokus utama debat.
Namun, ketegasan Jokowi dalam menegaskan keterbatasan untuk membuka data pertahanan menunjukkan bahwa ada batasan yang harus dijaga demi kepentingan strategis negara.
Bagaimanapun, perdebatan ini terus menjadi sorotan dan dapat memengaruhi pandangan pemilih terhadap calon presiden yang bersangkutan.***