HUKAMANEWS.COM - Kisruh pengungsi Rohingya terus menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.
Masyarakat Aceh sendiri mulai muak dengan sikap dan tingkah laku pengungsi Rohingya yang semakin buruk.
Mereka diberikan bantuan bekal untuk kembali ke negara asalnya, namun bukannya berterimakasih bantuan tersebut malah dibuang.
Bentuk penolakan mereka untuk dipulangkan dengan membuang bantuan dari warga Aceh terus menuai kritik dari berbagai pihak.
Baca Juga: Mycoplasma Pneumonia Terdeteksi di Jakarta, 3 Pasien Anak Dilaporkan Terinfeksi
Namun di balik ngototnya warga Rohingya tak mau pulang kembali ke negara asalnya Myanmar, ternyata dipicu oleh aksi diskriminasi yang kerap mereka terima dari pemerintah Myanmar.
Dikutip dari akun Tiktok @GaraPutra, pada Kamis, (7/12/2023), Rohingya adalah salah satu etnis dari provinsi Rakhine Myanmar.
Mereka menganut agama Islam yang merupakan salah satu dari banyak etnis minoritas di Myanmar.
Mereka memiliki bahasa dan budaya sendiri berbeda dari orang Myanmar yang hampir 90 persen beragama Budha.
Baca Juga: Benarkah Mycoplasma Pneumonia Lebih Bahaya daripada Covid 19? Begini Penjelasan Pakar
Secara fisik etnis Rohingya mirip orang Bangladesh atau India daripada Suku Bamar yang menjadi kelompok etnis terbesar di Myanmar.
Lalu sejak UU tahun 1982 diberlakukan di Myanmar etnis Rohingya tidak lagi diakui sebagai kelompok etnis minoritas di Myanmar.
Akibatnya mereka menjadi populasi tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia.
Karena tidak memiliki kewarganegaraan etnis ini tdak memiliki akses pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan perlindungan hukum.