HUKAMANEWS- Kecelakaan di pintu exit Tol Bawen menjadi kacamata secara jelas , Indonesia sudah masuk darurat keselamatan angkutan barang. Hal itu ditegaskan pakar transportasi Indonesia asal Semarang Djoko Setijowarno.
"Indonesia darurat keselamatan angkutan barang. Pemilik truk tidak punya anggaran yang cukup untuk merawat armadanya. Karena nilai kontrak angkut barang terlalu rendah," kata Djoko Setijawarno, Semarang, 24 September 2023.
Djoko sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat ini menegaskan bahwa terjadinya kecelakaan di pertigaan exit tol Bawen Kabupaten Semarang, tidak hanya kondisi jalan yang jadi penyebab (menurun), namun juga kondisi kendaraan atau truk yang menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan tersebut.
Baca Juga: Siap-siap, Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi Bayar Parkir Rp7.500 per Jam Mulai 1 Oktober
"Pengusaha angkutan barang banyak yang tidak bisa merawat armadanya dengan baik. Penyebabnya karena harga kontak angkutan barang sangat minim. Belum lagi kesejahteraan sopir yang tidak diperhatikan,"katanya
Jadi, lanjut Djoko Setijowarno, setiap hari hampir bisa dipastikan terjadi kecelakaan truk. Entah itu kecelakaan tunggal, misalnya as patah dan truk terguling di tengah jalan, dan sebagainya, itu akhirnya yang terjadi saebagai akibat dari kondisi tersebut di atas.
"Kemenhub sudah tidak bisa lagi mengatasinya. Salah satunya, karena penegakan hukum oleh polisi sangat lemah. Bahkan, sudah jarang polisi memberikan surat tilang kepada truk yang bermuatan lebih atau ODOL (over dimention over loaded)," katanya.
Baca Juga: Ridwan Kamil atau Mahfud MD Akan Genjot Suara Ganjar Pranowo
Pihaknya juga menambahkan, saat ini terjadi pembiaran terjadap truk-truk bermuatan lebih. Apalagi 50% lebih operasi angkutan barang dilindungi oknum aparat penegak hukum. Pasti menambah biaya operasional yang akhirnya dibebankan pada muatan lebih.
Lebih jauh Djoko Setijowarno menyatakan bahwa muatan lebih berdampak ke mana-mana. Antara lain jalan raya mudah rusak, terlebih pada saat musim penghujan, juga berimbas pada kecelakaan di jalan raya.
"Saya rasa ini sudah perlu Inpres untuk Pengendalian Angkutan Barang," tegasnya.
Baca Juga: Belajar Bahasa: Mana yang Benar, POLITISI atau POLITIKUS?
Dalam setiap kecelakaan yang melibatkan truk, kata Djoko, sopir tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Sebaiknya justru mencari akar masalahnya jika tidak kecelakaan yang melibatkan truk akan terulang dan terus terulang.
"Akar masalah rem blong tidak pernah diselidiki, hanya terhenti setelah sopir truk menjadi tersangka dan dipenjara. Jika hanya seperti ini, hal yang sama pasti akan terulang dan terulang lagi, terjadi dan terjadi lagi, tinggal menunggu waktunya kapan. Semoga bukan kita yg menjadi korban,"