Meskipun, dalam beberapa waktu terakhir SBY menyiratkan keinginannya untuk bertemu dengan Megawati. SBY mencoba memperbaiki hubungannya dengan Megawati yang sudah lama renggang.
"Ini langkah Partai Demokrat yang sangat realistis. Kader-kader sempat terguncang karena Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan," kata Arifki melansir Liputan6.com, Selasa, 19 September 2023.
Baca Juga: 7 Manfaat Jalan Kaki, Salah Satunya Bikin Mood Happy
Jadi, katanya, pilihan Demokrat mendukung Prabowo lebih strategis dari pada ke Ganjar.
“Ini tidak hanya perbedaan pendukung saja, tetapi juga belum harmonisnya hubungan SBY dengan Megawati," Arifki menambahkan.
Kini, setelah bergabungnya ke koalisi pendukung Prabowo, menurut Arifki, Partai Demokrat harus mengubah tagline kampanye yang sebelumnya dikenal sebagai aktor perubahan dan perbaikan.
Partai Demokrat yang selama dua periode kepemimpinan Jokowi mengambil peran sebagai oposisi. Sebab, Prabowo dan mitra koalisinya merupakan pendukung pemerintahan Presiden Jokowi.
"Namun begitu, dengan mendukung Prabowo, secara elektoral posisi Demokrat relatif aman, karena pemilih Anies dan Prabowo cenderung relatif sama. Selain itu, Partai Demokrat juga perpengalaman mendukung Prabowo di pilpres 2019," kata Arifki.
Baca Juga: Cobalah Pakai Shampoo Bunga Telang, Untuk Cegah Rambut Rontok Saat Panas Ekstrem
Pilihan rasional
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komarudin, menilai dukungan SBY ke Prabowo pada pilpres 2024 merupakan pilihan rasional. Sebab, kata Ujang, tidak ada pilihan lain bagi partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selain mendukung Prabowo.
"Kalau ke PDIP sulit karena belum ada islah dan belum ada rekonsiliasi antara SBY dengan Megawati. Itu membatasi Demokrat tidak bisa berkoalisi dengan PDIP," ujar Ujang.
Di saat yang sama, lanjutnya, tidak mungkin bagi Demokrat mengusung Anies-Cak Imin karena sudah kecewa.
Baca Juga: Menkop dan UKM Teten Masduki Tolak TikTok Jalankan Medsos dan E-Commerce Bersamaan
Diketahui, Anies dan Partai Nasdem secara tiba-tiba lebih memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjadi cawapresnya ketimbang AHY. Padahal, beberapa pekan sebelumnya, Anies meminta secara personal kepada AHY untuk menjadi cawapres.