HUKAMANEWS - Nama Gus Elham Yahya Luqman mendadak jadi sorotan publik. Bukan karena isi ceramahnya, tapi karena gestur yang dianggap tak pantas: mencium pipi dan bibir anak perempuan dalam sebuah pengajian. Potongan video yang tersebar di media sosial itu memantik gelombang kritik.
Dalam hitungan jam, nama Gus Elham naik jadi topik nasional.
Lahir di Kediri pada 2001, Gus Elham dikenal sebagai pendakwah muda yang populer di media sosial. Gaya ceramahnya santai, ekspresif, dan sering dikemas dengan humor. Ia juga dikenal sebagai putra dari KH Luqman Arifin Dhofir, pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlas 2, Kediri.
Popularitas itu membuatnya cepat dikenal, terutama di kalangan muda dan jamaah daring. Namun, di balik popularitasnya, publik menilai Gus Elham terlalu sering mencari perhatian lewat ekspresi dan tindakan yang berlebihan.
Video kontroversial itu menjadi puncak dari serangkaian kritik yang menyoroti gaya dakwahnya. Banyak pihak menilai, apa yang ia lakukan telah melampaui batas etika dan nilai kesopanan.
“Ini bukan sekadar khilaf, tapi bentuk ketidaksadaran terhadap posisi publiknya,” kata pengamat sosial keagamaan, Prof. Susanto dari Universitas PTIQ Jakarta.
Gelombang Kecaman dan Peringatan Moral
Kementerian Agama menjadi salah satu institusi pertama yang bereaksi keras. Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan nilai moral dan harus menjadi evaluasi serius bagi para pendakwah.
“Semua tindakan yang melanggar moralitas publik harus dikoreksi. Seorang pendakwah adalah panutan,” ujarnya tegas.
Nada serupa datang dari Ketua PBNU Alissa Wahid. Ia menyebut perilaku Gus Elham mencederai nilai-nilai dakwah.
“Seorang pendakwah harus menjaga kehormatan dirinya dan orang lain. Apa yang dilakukan Gus Elham menodai nilai dakwah yang penuh kasih dan teladan,” katanya.
Dari Komisi VIII DPR, Maman Imanul Haq menilai bahwa tindakan tersebut tidak bisa ditoleransi.
“Ini bentuk penyimpangan moral. Anak-anak harus dilindungi, bukan dijadikan bagian dari performa,” ujarnya.