Vasektomi Jadi Syarat Bansos? Dedi Mulyadi Buka Suara soal Beban Perempuan yang Sering Diabaikan!

HUKAMANEWS - Usulan terbaru dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali membuat publik ramai membicarakannya.

Kali ini, Dedi menyarankan agar vasektomi dijadikan syarat bagi pria yang ingin menerima bantuan sosial atau bansos dari pemerintah.

Gagasan tersebut sontak memicu polemik, terutama karena menyentuh isu sensitif terkait hak reproduksi dan kesetaraan gender.

Banyak pihak menilai langkah ini berani, namun juga berisiko menimbulkan kontroversi karena menyentuh ranah kebebasan pribadi.

Baca Juga: Vasektomi Jadi Syarat Bansos? Dedi Mulyadi Buka Suara soal Beban Perempuan yang Sering Diabaikan!

Isu ini bahkan menjadi sorotan nasional, dengan tanggapan beragam dari tokoh agama hingga pemerintah pusat.

Di tengah ramainya kritik dan dukungan, publik pun mulai mempertanyakan, apakah langkah ini benar-benar solusi atau justru memicu persoalan baru?

Menurut Dedi, kebijakan vasektomi untuk penerima bansos bertujuan untuk menciptakan keadilan dalam pembagian tanggung jawab reproduksi antara pria dan perempuan.

Selama ini, kata dia, perempuan terlalu sering dibebani dengan urusan kontrasepsi, sementara pria terkesan lepas tangan.

Baca Juga: Cuaca Panas Ekstrem di Madinah Jadi Ancaman Serius Bagi Jemaah Haji 2025, Ini Imbauan Resmi dari PPIH Surabaya

Ia menilai, sudah saatnya pria turut ambil bagian dalam perencanaan keluarga secara konkret.

Dengan mengajukan vasektomi sebagai salah satu syarat bansos, Dedi berharap bisa menumbuhkan kesadaran baru tentang tanggung jawab laki-laki dalam rumah tangga.

Namun, tidak semua pihak sepakat dengan pendekatan tersebut.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menolak tegas ide tersebut karena dinilai bertentangan dengan nilai agama dan prinsip dasar hak asasi manusia.

Menurut MUI, vasektomi sebagai syarat bansos dapat mengarah pada pemaksaan tindakan medis kepada individu.