Baca Juga: Beli eSIM Mulai 25 Ribu? Ini Daftar Paket Data Termurah yang Jarang Diketahui Tapi Worth It Banget!
"Kalau orang normal tidak mungkin ia akan berani melakukan kebohongan secara terus menerus, itu risikonya besar sekali," kata Prof Ryas.
Menurut Prof Ryas, jika orang normal tak akan berbohong terus menerus, karena akan menyangkut konsekuensi sosial psikologis.
"Psikologis adalah dia dicap sebagai pembohong dan itu beban yang paling berat. Konsekuensi sosial dia menjadi orang yang tidak bisa dipercayai lagi," katanya.
Namun Jokowi beruntung karena masyarakat yang sudah dibohongi masih hormat kepadanya.
"Jadi bangsa kita tuh masih pertanyaan besar ya, jadi kita belum membentuk suatu peradaban kerakyatan yang memberi harga diri pada bangsa," jelasnya.
"Bahwa bangsa ini harus anti kebohongan, bahwa bangsa ini harus sensitif terhadap kemungkinan penipuan penguasa," katanya.
"Apalagi terhadap kejahatan-kejahatan yang kongkrit, seperti penindasan, penganiayaan, itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi."
"Tapi kalau menyangkut kebohongan ini kan perlu ada sensitif jelas, kalau anda punya intelektual cara mininum saja anda tersinggung dibohongi," pungkas Ryas.***
Artikel Terkait
Dipojokkan dengan Pertanyaan Definisi dan Singkatan, Cak Imin Slepet Gibran, Jangan-jangan Pakai Ijazah Palsu!
UGM Bersikukuh Ijazah Jokowi Asli, Bukti Baru Bongkar Ijazah Palsu Jokowi, Kali Ini Anak Prof.DR.Ir Ahmad Sumitro Speak Up!
Ribuan Personel Aparat Diterjunkan Demi Halangi Massa yang Geruduk UGM, Jokowi Terkesan Sengaja Bikin Gaduh dengan Ijazah Palsu
Pratikno Bagian dari Universitas Geng Mulyono (UGM) yang Muluskan Ijazah "Asli" Jokowi, Hingga Muluskan Gibran Jadi Wapres
Purnawirawan TNI Gerah Lihat Sikap Prabowo yang Terlalu Sanjung Jokowi, Jangan Terlalu Hormat ke Jokowi yang Ada Maksud Titipkan Gibran
Usai Hercules Lawat ke Kediamannya, Kini Jokowi Terima Rombongan Sespimen Polri, Mau Unjuk Kekuatan Usai Digeruduk Ijazah Palsu?