"Makanya sekarang, izin-izin impor kami terhadap BBM tidak satu tahun sekaligus. Kami buat per enam bulan, supaya ada evaluasi," ucap dia.
Selain itu, kata Bahlil produksi minyak yang tadinya diekspor tidak akan lagi diizinkan untuk mengekspor agar diolah di dalam negeri.
"Nanti yang bagus, kami suruh blending. Nanti yang tadinya itu nggak bisa diolah di dalam negeri, sekarang kami minta harus diolah di dalam negeri," ucap Bahlil.
Terpisah, Pelaksana Tugas Harian (Pth) Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo menyebut, penambahan zat aditif pada bahan bakar minyak (BBM) Pertamax atau RON 92 bersifat untuk meningkatkan performa.
Penambahan zat aditif pada BBM umum dilakukan untuk meningkatkan performa mesin kendaraan, baik itu bensin maupun solar.
Ega mengatakan, RON 92 yang dijual oleh Pertamina telah sesuai dengan spesifikasi. Penambahan zat ini, bertujuan sebagai anti-karat, detergensi agar mesin menjadi lebih bersih dan membuat ringan kendaraan.
"Jadi tidak betul bahwa Pertamax ini adalah produk oplosan karena kita tidak melakukan hal tersebut," katanya.***
Artikel Terkait
Inilah Tampang 7 Bandit Pertamax yang Tipu Konsumen, Oplos Pertamax Jadi Pertalite Meski Pertamina Bantah Ada Praktik Oplosan
Umpat Bajingan dan Jahanam, Penulis Tere Liye Geram dengan 7 Bandit Pertamina, Oplos Pertamax Jadi Pertalite
Terendus Buzzer Giring Basuki Tjahja Purnama Alias Ahok dan PDIP Ikut Terseret di Kasus Oplosan Pertamax. Padahal Faktanya?
Pertamax Tetap RON 92, Pertamina Pastikan Kualitas BBM Terjaga
Jangan Salah, Warga Pelosok Desa Menjadi Pembeli Terbesar BBM Pertamax