Di Tengah Ancaman Prabowo Bakal Singkirkan Menteri yang Tak Berpihak ke Rakyat, Kini Tuntutan Pecat Bahlil Makin Kencang

HUKAMANEWS - Presiden Prabowo tegas menteri yang tak berpihak ke rakyat akan ia singkirkan.

Usai menghadiri Harlah ke-102 Nadhatul Ulama, pada Rabu (5/2), Presiden Prabowo mengatakan, rakyat menuntut pemerintahan yang dipimpinnya bersih dan benar.

"Rakyat menuntut pemerintah yang bersih dan benar, jadi saya ingin tegakkan itu," ujarnya kepada awak media, dikutip dari Metro TV, Kamis (6/2).

Prabowo tegaskan, menteri yang bekerja hanya untuk kepentingan bangsa dan rakyat.

"Tidak ada kepentingan lain, yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat akan saya singkirkan," ucapnya.

Sementara itu, akibat kelangkaan gas sudah memakan korban jiwa kini Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dituntut untuk dipecat.

Baca Juga: Fujifilm Luncurkan Proyektor FP-ZUH6000 dengan Lensa Putar 360 Derajat, Solusi Fleksibel untuk Bisnis

Tuntutan pecat diserukan ratusan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh, pada Rabu (5/2) yang melakukan demo di depan Kementerian ESDM.

Para buruh tersebut membawa spanduk bertuliskan "Ketersediaan Gas LPG 3 kg untuk Rakyat Tidak Boleh Langka."

Di sela aksi tersebut, Presiden KSPI dan Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, jika perintah Presiden Prabowo tidak dijalankan Bahlil, para buruh akan kembali berdemo besok, Kamis (6/2) dengan massa yang lebih banyak.

Partai Buruh menggelar aksi pada hari ini, Kamis untuk memastikan Bahlil dan jajarannya menjalankan perintah Prabowo, mengaktifkan kembali pengecer untuk menjual LPG.

Baca Juga: Panasnya Sidang dan Hotman Paris Nyaris Kena Jotos Razman, Pengacara Ini Sampai Naik ke Meja Hakim, Siapakah Dia?

"Pada hari ini kami ingin memastikan kenapa ada aksi dari Partai Buruh dan KSPI, kami ingin memastikan bahwa perintah Presiden dijalankan oleh Menteri ESDM dan jajarannya, untuk mengembalikan rantai pasok dari mulai Pertamina yang memproduksi LPG 3 kg sampai dengan dijual di tingkat pengecer," jelas Said.

Ada kurang lebih 370.000 pengecer termasuk toko-toko kelontong dan toko kecil lainnya.