Teknologi Modifikasi Cuaca Bisa Sebabkan Banjir, Jika Ini Kondisinya

photo author
- Jumat, 31 Januari 2025 | 21:54 WIB
Ilustrasi prosedur teknologi modifikasi cuaca yang dilakukan BNPB  (Elizabeth Widowati )
Ilustrasi prosedur teknologi modifikasi cuaca yang dilakukan BNPB (Elizabeth Widowati )

HUKAMANEWS- - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem di Provinsi Jawa Tengah pada akhir Januari hingga Februari 2025. 

Dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometeorologi yang dihadiri Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2025.

Di sisi lain, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memberikan catatan penting mengenai efektivitas Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam mengurangi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.

Baca Juga: Pengundian 16 Besar Liga Champions, Manchester City Bertemu Real Madrid

LAPAN menegaskan bahwa operasi TMC tidak selalu efektif dan bahkan dapat berisiko memperburuk kondisi cuaca secara keseluruhan.

Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan Pusat Sains dan Teknologi Antariksa-LAPAN (Treak PSTA-LAPAN) melakukan analisis menggunakan Sadewa, sebuah sistem peringatan dini atmosfer ekstrem berbasis satelit dan model atmosfer yang dikembangkan LAPAN. 

Hasil analisis menunjukkan bahwa operasi TMC bisa menjadi tidak efektif dalam mencegah hujan jika terjadi fenomena cold pool. Cold pool adalah kantong udara dingin yang terbentuk ketika hujan menguap selama curah hujan yang intens. 

Baca Juga: Ramai di Facebook, Istri yang Kepanikan Karena Suaminya Hilang di Hutan, Ternyata Sedang Bersama Tante Renny di Atlas Beach Club

Fenomena ini dapat mempercepat pembentukan awan baru, meningkatkan skala hujan yang lebih luas.

Pada 20 Februari 2021, hujan lebat yang menyebabkan banjir besar di Jakarta dan Bekasi disebut terjadi akibat mekanisme cold pool.

LAPAN menjelaskan bahwa saat itu, proses percepatan induksi awan menghasilkan awan skala meso yang meliputi wilayah Jawa bagian barat.LAPAN membeberkan tiga alasan utama mengapa operasi TMC dapat berdampak negatif saat terjadi cold pool:

Baca Juga: Banjir Pekalongan, Personil Dirpolairud Polda Jateng Bantu Evakuasi WargaTerdampak

Sementara itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menurunkan tim TMC pada 24 Februari 2021 lalu untuk mengantisipasi fenomena siklon tropis yang diperkirakan memicu hujan lebat di wilayah Jabodetabek hingga 25 Februari 2025.

Dengan peringatan dari BMKG serta analisis dari LAPAN, kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem menjadi krusial, terutama untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah terdampak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X