Situasi dinyatakan kondusif dan terkendali pada pukul 04.05 WIB.
Sementara itu, laporan dari Mongabay Indonesia menyebutkan bahwa setidaknya delapan orang mengalami luka-luka akibat insiden ini.
Kejadian bermula ketika warga mendapati tiga orang merusak spanduk bertuliskan "Tolak relokasi atau pergeseran" yang terpasang di Kampung Sembulang.
Warga berhasil menangkap salah satu pelaku dan membawanya ke posko Sembulang Hulu.
Baca Juga: Bumi Borneo Menjerit! Forum Lintas Agama Serukan Aksi Nyata Atasi Krisis Iklim
Namun, upaya negosiasi dengan PT MEG tidak membuahkan hasil, yang berujung pada penyerangan oleh sekelompok orang yang diduga pekerja PT MEG.
PT MEG sendiri membantah tuduhan penyerangan terhadap dua posko warga di Kampung Tua Pulau Rempang. Mereka menuduh warga melakukan kekerasan terlebih dahulu.
Situasi di Rempang saat ini menjadi perhatian berbagai pihak. Kompolnas mengawasi penanganan kasus ini dan menekankan pentingnya perlindungan warga.
Sementara itu, YLBHI menilai tindakan represif yang terjadi sebagai upaya membungkam warga.
Kerusuhan di Rempang menunjukkan betapa rentannya hubungan antara masyarakat lokal dengan pihak pengembang.
Diperlukan dialog yang konstruktif dan pendekatan yang humanis untuk menyelesaikan konflik ini, agar tidak terjadi lagi bentrokan yang merugikan semua pihak.***
Artikel Terkait
Kronologi Lengkap Kerusuhan di Papua Saat Pemakaman Lukas Enembe: 25 Ruko Dibakar, 7 Aparat Terluka, Hingga Pemakaman Ditunda
Diberitakan Hilang Saat Ibadah Haji, Ternyata Ketua DPRD Rembang Ditahan di Arab Saudi karena Masalah Ini
Kondisi Teluknaga Tangerang Pasca-Kerusuhan Akibat Truk Tanah Kembali Kondusif Setelah Dialog Antara Warga dan Pihak Berwenang
Kerusuhan Teluknaga Tangerang, Ternyata Bukan Sekadar Dipicu Truk Lindas Bocah, Ada Masalah Lebih Besar
Usai Kerusuhan, Larangan Truk Tanah Melintas di Teluknaga Tangerang Diperpanjang, Polisi Tegaskan Ini Bukan Sekadar Aturan Biasa!