Pilkada 2024, Pemuda Jadi Kunci Sukses Demokrasi, Inilah Peran Penting Mereka dalam Pesta Demokrasi Mendatang!

HUKAMANEWS - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran yang sangat krusial dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan diadakan pada tanggal 27 November 2024.

Pesta demokrasi ini tidak hanya menjadi ajang pemilihan pemimpin daerah, tetapi juga sebagai momen penting bagi pemuda untuk menunjukkan partisipasi aktif mereka.

Asisten Deputi Wawasan Pemuda Kemenpora, Edi Nurinda Susila, menyampaikan dalam sebuah pelatihan pemantauan persidangan perkara pilkada di Mataram pada Kamis, bahwa posisi pemuda sangat strategis baik dalam semangat maupun potensi energi.

Baca Juga: Jokowi Kasih Izin Ormas Keagamaan Kelola Tambang: Pro Kontra Muncul, Gimana Dampak Sosial dan Lingkungannya?

"Namun, dari segi jumlah menjadi kunci sukses dan keberhasilan para peserta pesta demokrasi," ujar Edi.

Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total pemilih yang terlibat dalam pemilihan umum pada tahun ini mencapai 204,80 juta jiwa.

Pemilih tersebut tersebar di 514 kabupaten/kota, 128 negara perwakilan, dan 820.161 tempat pemungutan suara dalam negeri.

Baca Juga: Shin Tae Yong Dapat Golden Visa dari Presiden Jokowi, Janji Kerja Lebih Keras Demi Sepak Bola Indonesia!

Dari jumlah tersebut, lebih dari separuhnya adalah pemilih berusia di bawah 40 tahun, yaitu sebanyak 56,45 persen atau setara dengan 113,62 juta jiwa.

Mereka terdiri dari generasi milenial sebanyak 33,60 persen dan generasi Z mencapai 22,85 persen.

"Anak muda harus menunjukkan jati diri tidak hanya sebagai subjek, tetapi juga sebagai objek untuk berkiprah dalam kontestasi pemilu. Pemuda sebagai kunci sukses demokrasi," tambah Edi.

Baca Juga: Bambang Pacul Ungkap Usulan PDIP, Andika Perkasa Bisa Jadi Calon Gubernur Jateng 2024, Tapi Belum Ada Kepastian!

Manajer Program Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Fadhli Ramadhani, menilai bahwa dominasi pemilih muda dalam pemilu tahun ini merupakan fenomena yang belum pernah terjadi sepanjang pemilu reformasi.

Fadhli menambahkan bahwa pemilih muda kini memiliki akses yang luas terhadap informasi mengenai pemilihan umum dan calon-calon yang akan mereka pilih.

Kepemilikan ponsel pintar dan penggunaan media sosial yang aktif sangat mempengaruhi cara pandang dan sikap kritis mereka.