Berada di Timeline Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Inilah 4 Kapolda Jawa Barat yang Menjabat di 2016

HUKANANEWS - Pada tahun 2016, Jawa Barat mengalami serangkaian pergantian Kapolda yang cukup unik, dengan empat perwira tinggi Polri bergantian memegang jabatan penting ini dalam satu tahun saja.

Namun, bukan hanya pergantian kepemimpinan kepolisian yang menjadi sorotan, tetapi juga kasus pembunuhan yang menggemparkan publik, yaitu pembunuhan Vina Cirebon dan M Rizky Rudiana di Cirebon.

Kejadian tragis ini kembali mencuri perhatian publik setelah peluncuran film "Vina: Sebelum 7 Hari" yang berdasarkan pada kisah nyata tersebut.

Baca Juga: Buibu Wajib Ganti Spons Cuci Piring Seminggu Sekali, 75 Persen Terkontaminasi Bakteri!

Kronologi Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Vina Dewi Arsita dan M Rizky Rudiana, dua korban dalam tragedi memilukan ini, ditemukan tewas di Cirebon pada tahun 2016.

Kasus ini sempat mengalami kebuntuan hingga film yang mengisahkan tragedi tersebut tayang di bioskop, membangkitkan kembali minat publik terhadap kasus ini.

Polda Jawa Barat bergerak cepat menanggapi kebangkitan minat tersebut dengan menangkap salah satu tersangka utama, Pegi Setiawan, yang berhasil melarikan diri selama beberapa tahun dengan bekerja sebagai kuli bangunan.

Baca Juga: Hemat Budget, Fitur Melimpah! 10 HP Harga 1 Jutaan yang Wajib Jadi Pertimbangkan

Peran Kapolda Jawa Barat dalam Pengungkapan Kasus

Dalam menghadapi dan menanggapi kasus-kasus sensitif seperti pembunuhan Vina Dewi, peran Kapolda sangat krusial.

Di tahun 2016, keempat Kapolda yang bertugas masing-masing memberikan perhatian khusus pada penanganan dan pengawasan kasus kejahatan di wilayahnya, termasuk kasus pembunuhan ini.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Panci Listrik Terbaik 2024, Pilihan Hemat dan Praktis Mulai dari Rp89 Ribuan

1. Komjen Pol (Purn) Moechgiyarto - Menjabat dari 5 Juni 2015 hingga 14 Maret 2016, Moechgiyarto terkenal dengan pendekatan strategisnya dalam penanganan kasus kejahatan besar.

2. Irjen Pol (Purn) Jodie Rooseto - Menjabat dari 14 Maret 2016 hingga 27 Mei 2016, meskipun singkat, periode kepemimpinannya mencakup pengawasan ketat terhadap kasus kriminal di wilayah.