Mahfud MD: Data Kemenhan yang Disinggung Ganjar dan Anies Bukan Rahasia Negara, Justru Publik Harus Tahu Apalagi Menyangkut Anggaran Besar

HUKAMANEWS - Bagi calon wakil presiden Mahfud MD, acara Debat Capres yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu (7/1/2024) ia menilainya tak ada perdebatan.

"Debat semalam tidak ada perdebatan di kalangan publik," ujarnya saat ditanya awak media.

Menurut paslon urutan nomor 3 bersama Capres Ganjar Pranowo ini, pemenang Debat Capres adalah paslon 3.

"Menang di semua lini, gak ada perdebatan tentang itu," katanya.

Saat disinggung soal data yang dimiliki Prabowo Subianto yang juga Menteri Pertahanan, dikatakan Mahfud, "Silahkan aja kalau Pak Anies mau datang, diajak kan," katanya.

Baca Juga: Rafael Alun Trisambodo Mantan Pejabat Pajak Divonis 14 Tahun Penjara Plus Bayar Uang Pengganti 10 Miliar, Sebandingkah?

"Tetapi menurut saya, debat datanya dibuka di tempat itu, bukan ngajak ngomong berdua dan tidak semua yang ditanyakan itu rahasia," ujar Mahfud yang juga Menko Polhukam.

Bahkan rahasia itu ada undang-undangnya.

"Yang disebut rahasia negara itu misalnya orang disersi, strategi pertahanan, intelijen. Itu rahasia negara kalau anggaran itu dibuka ke publik karena itu tanggung jawab ke publik," ujar Mahfud.

"Bukan ngajak ngomong berdua, bicara data yang satu bicara data nih datanya, lalu dia ngomong nanti kita ngomong berdua. Gak boleh, ini debat harus ke publik jelaskan salahnya data di sini saya punya gitu. Kalau ngajak ngomong berdua namanya itu rembukan bukan debat," pungkas Mahfud.

Baca Juga: Ibra Azhari Bersama Teman Wanitanya Terancam 12 Tahun Penjara Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Sebelumnya di acara Debat Capres 2024, paslon Ganjar dan Anies langsung mengkritik kebijakan pengadaan alutsista oleh Prabowo.

Keduanya terlihat saling serang dan mengkritik kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, selain anggaran yang besar juga berbanding terbalik dengan kesejahteraan prajurit yang masih minim.

Saat didesak soal data, Prabowo mengatakan bahwa data yang dimiliki Anies dan Ganjar itu keliru.