HUKAMANEWS - Jawa Tengah sebagai salah satu penyangga pangan secara nasional, kondisi sektor pertanian justru mengalami penurunan, dibandingkan kurun waktu 10 tahun lalu. Hal ini terungkap dalam rilis yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2023 Tahap 1, yang dikeluarkan pada hari Senin tanggal 4 Desember 2023.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, Dr. Dadang Hardiwan, S.Si, M.Si, menyampaikan di wilayah Provinsi Jawa Tengah apabila dibandingkan tahun 2013, Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) sebanyak 4.363.708 unit turun 13,25 persen, diikuti pulaJumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebanyak 4.218.349 rumah tangga, turun 1,68 persen.
"Sementara jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 285 unit, naik 26,67, Jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) sebanyak 2.324 unit, naik 297,26 persen. Rasio Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Provinsi Jawa Tengah terhadap Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebesar 1,03, turun 0,14 poin dari tahun 2013 yang sebesar 1,17," kata Dadang Hardiwan, di Banyumas , Jawa Tengah.
Baca Juga: Waduh, Kasus Covid 19 Melonjak di Singapura, Diprediksi Naik 2 Kali Lipat, Ini Penyebabnya
Dari 36 juta jiwa penduduk di Jawa Tengah, BPS menyebutkan saat ini jumlah petani Milenial di Jawa Tengah berumur antara 19 - 39 tahun tercatat sebanyak 625.808 orang, atau sekitar 14,86 persen dari petani di Jawa Tengah.
"Dari catatan tahun 2020 sendiri, penduduk Jawa Tengah masih didominasi dengan Gen Z sebanyak 25,31 persen.Jumlah petani milenial, sangat kurang," tambahnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengatakan sepuluh komoditas terbanyak yang diusahakan oleh Usaha Pertanian Perorangan (UTP), nomor satu masih di sektor padi sawah inbrida, ayam kampung biasa, kambing potong, jagung hibrida, sapi potong, sengon/ jeunjing/ albazia, kelapa, jati, ubi kayu, dan mahoni.
Sensus Pertanian Tahap I tahun 2023 tersebut sebagai wujud nyata dari komitmen BPS untuk menyajikan gambaran mendalam terkait data statistik pertanian di Jawa Tengah. Informasi ini diharapkan mampu memberikan jawaban terhadap isu-isu yang selama ini berkembang, serta membentuk pemahaman yang lebih komprehensif mengenai sektor pertanian di wilayah tersebut.
"Dijadwalkan akan dilakukan diseminasi pada bulan April 2024, dengan harapan data yang dihasilkan dapat menjadi landasan kuat dalam pengambilan kebijakan di sektor pertanian," tutup Dadang.
Artikel Terkait
Terdengar Dentuman Keras Hingga Keluar Asap Membumbung Tinggi, Gunung Marapi di Kabupaten Agam Sumbar Meletus
Gen Z Merasa Boros Banget Akhir-Akhir Ini? Ternyata Begini Lho Cara Hindari Sifat Konsumtif
Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita, Slogan Apik Letjen TNI Purn Doni Monardo Sebelum Menghembuskan Nafas Terakhir
Darurat, 1.250 Bibit Pohon Ditanam Kembali di lereng Gunung Merbabu Pasca Terbakar
Gen Z Selamatkan Planet Bumi Dengan Cerita Fiksi