HUKAMANEWS – Kasus pencemaran radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern, Cikande, Banten, kian menuai sorotan. Kekhawatiran publik menguat setelah laporan dari Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2025 menyebut produk udang beku asal Indonesia terdeteksi mengandung Cs-137 di beberapa pelabuhan besar, seperti Los Angeles, Houston, Savannah, hingga Miami.
Temuan itu membuat pemerintah bergerak cepat. Satgas Penanganan Cs-137 dibentuk pada 11 September 2025 dengan koordinasi lintas kementerian.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, ditunjuk sebagai ketua, sementara Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, memegang kendali teknis. Status kejadian khusus pencemaran radiasi pun ditetapkan.
“Dukungan dari seluruh elemen diharapkan dapat memperkuat upaya menjaga keselamatan lingkungan dan kesehatan masyarakat dari risiko kontaminasi bahan radioaktif,” ujar Hanif Faisol dalam keterangan resminya di Jakarta, 23 September 2025.
Baca Juga: Pendaftaran Dibuka 7 Oktober! Begini Cara Daftar Akun SIAPKerja untuk Magang Nasional 2025
Kini, bayang-bayang paparan Cs-137 di Cikande menimbulkan keresahan. Pertanyaan besar pun muncul: apa akar masalahnya, dan sejauh mana risikonya?
Besi Tercemar Jadi Akar Masalah
Investigasi satgas mengarah pada pabrik peleburan besi PT Peter Metal Technology (PMT) di Kawasan Industri Modern Cikande. Dari pabrik ini ditemukan besi bekas seberat 700 kilogram yang terkontaminasi Cs-137.
“Penyebab adanya material radioaktif cesium-137 adalah besi sebagai bahan baku di pabrik tersebut telah tercemar Cs-137,” terang Staf Ahli Kemenko Pangan, Bara Khrishna Hasibuan, dalam konferensi pers di Jakarta, 30 September 2025.
Besi yang tercemar diduga terbawa udara hingga ke fasilitas pengemasan udang milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS), yang berjarak kurang dari dua kilometer dari PMT.
Dugaan sementara, material tersebut berasal dari luar negeri sebelum masuk ke rantai pasok di Cikande.
Temuan Drum dan Jumbo Bag Bercemar
Satgas juga mengungkap penemuan material dengan kadar radiasi tinggi. Deputi KLH/BPLH, Rasio Ridho Sani, yang memimpin Bidang Mitigasi dan Penanganan Kontaminasi, menyebut pihaknya telah mengamankan puluhan wadah berisi material tercemar.
“Sekitar dua jumbo bag material dan enam drum High-Density Polyethylene (HDPE) dengan kadar radiasi tinggi telah berhasil diamankan,” ujar Rasio Ridho dalam laporan resmi satgas di Serang, 2 Oktober 2025.
Hingga 2 Oktober 2025, total 20 drum, 17 jumbo bag, dan 3 pallet material dipindahkan ke fasilitas penyimpanan sementara PT PMT. Untuk mencegah kebocoran radiasi, truk pengangkut dilapisi timbal.
Dari sisi kesehatan, Kementerian Kesehatan telah melakukan pemeriksaan terhadap 1.562 pekerja di radius lima kilometer dari lokasi.