Pembersihan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah virus yang mungkin masuk ke dalam tubuh.
Setelah itu, kamu harus memberikan antiseptik seperti alkohol atau povidone iodine pada luka untuk menekan risiko infeksi lebih lanjut.
Langkah ini kelihatannya sederhana, tapi sangat krusial sebagai pertolongan pertama.
Setelah melakukan pertolongan awal, kamu juga disarankan untuk segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan observasi dan, jika perlu, vaksinasi antirabies.
Apalagi kalau kamu tidak tahu apakah kucing yang mencakar sudah divaksin atau bukan.
Baca Juga: Ternyata Kucingmu Anggap Kamu Kucing Juga, Ini Penjelasan Ilmiahnya!
Kalau luka dibiarkan tanpa penanganan, virus bisa menyebar melalui sistem saraf dan menyebabkan gangguan serius bahkan kematian.
Perlu kamu ingat juga, kucing jalanan atau peliharaan yang sering keluar rumah tanpa pengawasan memiliki potensi lebih tinggi menjadi pembawa virus.
Jadi, selain waspada terhadap luka cakaran, kamu juga harus lebih peduli dengan status kesehatan hewan peliharaan di sekitar kamu.
Pemerintah pun sudah lama menyarankan vaksinasi rabies secara rutin untuk hewan peliharaan seperti kucing dan anjing, demi mencegah penularan ke manusia.
Langkah ini adalah bentuk pencegahan terbaik yang bisa kamu lakukan sebelum risiko makin besar.
Meskipun cakaran kucing tidak sering dikaitkan dengan rabies, bukan berarti bisa diabaikan begitu saja.
Waspada lebih awal bisa menyelamatkan kamu dari risiko fatal.
Jadi, kalau kamu atau orang di sekitar dicakar kucing, jangan panik, tapi juga jangan menyepelekan.