Menariknya, tidak semua catvertising dilakukan untuk mempromosikan produk hewan peliharaan.
Salah satu contoh klasik adalah Morris the Cat, maskot dari merek makanan kucing 9Lives.
Sejak muncul pertama kali pada tahun 1968, Morris menjadi ikon dari brand tersebut dan tampil dalam berbagai iklan televisi selama puluhan tahun.
Keberadaan Morris menunjukkan bahwa karakter kucing dapat memberikan identitas yang kuat dan konsisten terhadap sebuah merek.
Catvertising juga berhasil merambah ke sektor teknologi.
Baca Juga: Bukan Polisi Biasa! Si Oyen, Kucing dengan Seragam Poyici Ikut Jaga Pos Mudik Lebaran
Pinterest, platform inspirasi visual, pernah merilis iklan yang menampilkan seorang wanita sedang mengamati kucing-kucing lucu melalui teleskop.
Pesannya sederhana namun efektif, Pinterest bisa membantumu menemukan ide menarik, bahkan dari hal yang sekecil dan selucu kucing berkostum.
Pendekatan seperti ini menunjukkan bagaimana elemen hiburan dan visual yang ringan dapat menguatkan nilai merek di benak konsumen.
Yang menarik, strategi pemasaran berbasis kucing ini tidak terbatas pada satu jenis industri saja.
Berbagai sektor, dari makanan, teknologi, hingga furnitur, melihat potensi besar dari daya tarik universal yang dimiliki kucing.
Kehadiran kucing dalam iklan mampu membangun koneksi emosional, menciptakan rasa nyaman, hingga memancing tawa yang mendorong keterlibatan lebih tinggi dari audiens.
Namun, penting bagi brand untuk tidak hanya fokus pada aspek lucu atau viral semata.
Kesejahteraan hewan tetap harus menjadi prioritas.