Namun, aturan tak tertulis menyebutkan bahwa semua lelucon harus selesai sebelum siang hari. Jika seseorang melakukan prank setelah siang, justru dialah yang akan disebut sebagai "April Fool".
Dengan berkembangnya teknologi dan media sosial, perayaan April Mop semakin meluas.
Banyak perusahaan besar seperti Google, BMW, dan lainnya ikut serta dalam tradisi ini dengan membuat kampanye marketing berbasis lelucon.
Namun, tidak sedikit pula yang menyalahgunakan momentum ini dengan menyebarkan berita bohong atau hoaks yang bisa meresahkan masyarakat.
Baca Juga: Ragam Tradisi Kuliner Lebaran di Indonesia Perayaan Rasa dan Kebersamaan
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap bijak dalam merayakan April Mop.
Lelucon yang dilakukan sebaiknya bersifat ringan, tidak berbahaya, dan tidak menyebarkan informasi yang dapat menimbulkan kepanikan atau kebingungan.
April Mop telah menjadi tradisi tahunan yang dinantikan oleh banyak orang di berbagai belahan dunia.
Meskipun asal-usulnya masih menjadi perdebatan, tradisi ini terus berkembang dengan berbagai variasi yang unik di setiap negara.
Baca Juga: Gerakan Lempeng Tektonik India Memunculkan Potensi Gempa Susulan di Myanmar
Namun, di era digital yang serba cepat, kita perlu lebih selektif dalam menikmati dan berbagi lelucon agar tetap menyenangkan tanpa menimbulkan dampak negatif bagi orang lain.
Jadi, sudahkah Anda siap untuk menjadi korban atau pelaku prank di April Mop tahun ini?***