Buya Yahya juga menyinggung tentang keyakinan aneh yang berkembang di masyarakat, bahwa menabrak kucing bisa membawa sial, terutama jika kucing tersebut tidak dikubur.
Ia dengan tegas menolak pandangan tersebut dan meminta masyarakat untuk tidak terjebak dalam keyakinan yang tidak berdasar.
“Jangan sampai ada keyakinan yang aneh-aneh, sehingga kadang orang menghindar dari kucing sampai menabrak manusia. Ini kan aneh atau sampai begitu takutnya dalam keadaan darurat menabrak kucing sampai dia membanting diri yang membahayakan dirinya,” ujar Buya Yahya.
Ini adalah pengingat penting bahwa dalam situasi darurat, keselamatan manusia harus lebih diutamakan.
Buya Yahya menekankan bahwa ketakutan yang berlebihan terhadap mitos-mitos seperti ini bisa berakibat fatal, bahkan bisa lebih berbahaya daripada menabrak kucing itu sendiri.
Yang menjadi perhatian utama bukanlah soal menabrak kucing tanpa sengaja, melainkan bagaimana kita memperlakukan kucing atau hewan lainnya dengan baik.
Buya Yahya menjelaskan bahwa dalam Islam, menzalimi hewan, termasuk kucing, adalah dosa besar.
Ia menceritakan kisah seorang perempuan yang disiksa di neraka karena menyiksa seekor kucing dengan cara menyekapnya tanpa memberi makan hingga mati.
Hal ini menunjukkan betapa seriusnya Islam dalam melarang perlakuan zalim terhadap hewan.
Baca Juga: Pilkada Serentak 2024: Jangan Jadikan Rakyat Tumbal Demokrasi
“Yang tidak boleh, anda zalim, kucing anda siksa tidak boleh. Seorang perempuan disiksa dengan api neraka gara-gara menyiksa kucing, disekap, nggak dikasih makan, itu yang nggak boleh,” ungkap Buya Yahya.
Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya memperlakukan hewan dengan kasih sayang dan tidak menzalimi mereka.
Tindakan zalim seperti ini akan berujung pada balasan yang berat di akhirat.